Tanah pada suatu masyarakat agraris merupakan faktor produksi yang mempunyai arti penting baik menyangkut aspek ekonomi masyarakat, tanah menjadi asset utama bagi masyarakat banyak adalah tanah untuk bercocok tanam yang merupakan sumber kehidupan utamanya. Sumber daya tanah bersifat multifungsi dalam aktifitas kehidupan manusia di berbagai bidang pertanian maupun non-pertanian. Sedangkan di bidang non-pertanian tanah digunakan sebagai tempat pemukiman, perkantoran/jasa maupun tempat lainnya.
Desa Kliris terletak di sebelah Utara Desa Bubakan Kecamatan Mijen Kota Semarang, sebelah Selatan Desa Puguh, sebelah Timur Desa Leban, dan sebelah Barat Desa Ngabean. Lokasinya cukup strategis karena dikelilingi Desa – Desa lain dan berdekatan dengan wilayah Kotamadya Semarang, sehingga posisinya cukup ramai untuk jalur lalu lintas Desa sekitar. Desa kliris terbagi menjadi 22 RT dan 8 RW yang tercakup dalam 8 Dusun dengan jumlah penduduk 2861 jiwa yang terdiri dari 735 kepala keluarga. Luas wilayah Desa Kliris 264,829 Ha yang terdiri dari tanah sawah seluas 171.296 Ha, tanah pekarangan seluas 27.689 Ha, tanah tegalan seluas 47.327 Ha dan tanah lain-lain seluas 18.517 Ha.
Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah apakah muzara’ah berpengaruh terhadap tingkat kesejahteraan bagi masyarakat di Desa Kliris kecamatan Boja Kabupaten Kendal. Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui pengaruh system muzara’ah terhadap kesejahteraan petani penggarap sawah Desa Kliris Kecamatan Boja Kabupaten Kendal. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan karena sumber data yang digunakan adalah data primer dan sekunder, skala yang digunakan adalah skala likert random sampling sebanyak 97 orang dengan menggunakan teknik wawancara, kuesioner, dan observasi. Tekhnik analisa data menggunakan tekhnik analisa kuantitatif.
Hasil peneliti ini adalah Berdasarkan hasil penelitian penulisan skripsi dengan judul “pengaruh muzara’ah terhadap kesejahteraan para petani penggarap Desa Kliris Kecamatan Boja Kabupaten Kendal”. Dari hasil data di lapangan dapat disimpulkan bahwa dari 97 petani yyang melakukan sistem Muzaro’ah 56 diantaranya memiliki kesejahteraan yang baik sedangkan 41 diantaranya kesejahteraannya tidak baik. Hal ini diperkuat dengan korelasi antara sistem Muzaro’ah dengan tingkat kesejahteraan petani sebesar 44,8%. Artinya ada variabel lain yang berpengaruh terhadap kesejahteraan petani di Desa Kliris. Sistem Muzaro’ah yang yang dilakukan tidak didapatkan hasil yang belum maksimal dikarenakan jumlah lahan sawah yang diolah tidak sebanding dengan tanggungan keluarga petani.