Penyebab kurang berkembangnya usaha kecil dipengraruhi oleh faktor ekstern dan faktor intern. Faktor ekstern, penyebabnya yaitu persaingan usaha dan beberapa aspek makro lainnya. Sedangkan dari faktor intern, keterbatasan modal menjadi salah satu permasalahan yang dihadapi masyarakat saat ini untuk mengembangkan usahanya. Banyak dari mereka yang dulunya menggantungkan hidupnya dari upah/gaji sekarang lari ke dunia bisnis semata-mata untuk memenuhi kebutuhannya. Salah satunya keberadaan KJKS di tengah-tengah masyarakat menjadi pusat pelayanan yang tepat untuk mengupayakan mereka yang inigin mengembangkan usahanya agar tetap bertahan dalam persaingan bisnis.
Mengingat hal itu maka akan menjadi sangat menarik untuk melakukan sebuah penulisan tentang “Bagaimana Peran Pembiayaan KJKS Kospin Tawakal dalam memberdayakan ekonomi anggotanya” melihat dari jumlah anggota yang dari tahun mengalami peningkatan membuktikan bahwa peran pembiayaan KJKS sangat dibutuhkan di tengah-tengah masyarakat sebagai bentuk perwujudan mereka dalam mengembangkan potensinya serta yang paling utama untuk meningkatkan taraf hidup ekonominya.
Penelitian ini adalah Penelitian Lapangan (field research), selanjutnya data-data dikumpulkan dengan menggunakan metode interview, kemudian dianalisa dengan metode Desktiptif Analisis dan Komperatif.
Hasil penelitian ini adalah bahwa pembiayaan KJKS Kospin Tawakal sangat memberikan peran penting terhadap anggotanya. Anggota yang tergolong ekonomi lemah sangat terbantu dengan adanya pinjaman modal usaha, terbukti dari 20 sampel anggota produktif menyatakan bahwa mereka dapat mengembangkan usahanya dilihat dari perubahan pendapatan yang mereka peroleh setelah adanya pemberdayaan yang dilakukan. Namun dewasa ini dalam mewujudkan kesejahteraan anggotanya terdapat faktor pendorong maupun penghambat yang dialami KJKS dalam memberdayakan ekonomi anggotanya, faktor pendorongnya meliputi adanya faktor SDM yang kurang memadai, keterbatasan modal dan lemahnya ekonomi anggota. Sedangakan faktor penghambatnya meliputi kecukupan dana koperasi, pemasaan yang local oriented, presepsi masyarakat terhadap produk KJKS, pengetahuan pengelolaan KJKS yang sangat minim, serta menganggap lembaga keuangan lain sebagai daya saingnya bukan sebagai partner untuk mengeluarkan himpitan perekonomian anggota dari keterpurukan.