Mahar termasuk keutamaan agama Islam dalam melindungi dan memuliakan kaum wanita dengan memberikan hak yang dimintanya dalam perkawinan berupa mahar yang besar kecilnya ditetapkan atas persetujuan kedua belah pihak karena pemberian itu harus diberikan secara ikhlas. Salah satu keistimewaan Islam ialah memperhatikan dan menghargai kedudukan wanita.
Penelitian ini berusaha menganalisis tentang pendapat Imam Malik tentang mahar sebagai rukun nikah. Rumusan masalah dari penelitian ini adalah bagaimana pendapat Imam Malik tentang mahar sebagai rukun nikah? Bagaimana metode istinbath Imam Malik tentang mahar sebagai rukun nikah?
Dalam penelitian ini menitikberatkan pada penelitian ini menitikberatkan pada penelitian kepustakaan (library research) yaitu metode penelitian skripsi ini penulis menggunakan metode penelitian kepustakaan dengan mengambil sumber data berasal dari kitab-kitab, buku-buku atau sumber lain yang berkenaan dengan pembahasan skripsi ini. Sebagai data sekunder, yaitu literatur lainnya yang relevan dengan judul skripsi ini.
Hasil penelitian ini adalah bahwa mahar termasuk sebagai rukun nikah tidak ada kompromi untuk menggunakan mahar yang akan diberikan kepada perempuan. Meskipun ada kesepakatan dari kedua belah pihak untuk menghapuskan mahar. Imam Malik menggunakan metode istinbath hukum qiyas yaitu dengan mengqiyaskan mahar perkawinan dengan jual beli.