Atta Herfa Taufanny (2105015), Penetapan Suami Sebagai Hadhin Bagi Anak yang Belum Mumayyiz ( Analisis Putusan Pengadilan Agama Semarang No. 1344/ Pdt.G/ 2008/ PA. Sm, Skripsi, Semarang : Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo Semarang, 2009. Adapun yang menjadi pokok permasalaan dalam penelitian ini adalah sebagaimana diketahui bahwa berdasarkan Pasal 105 ayat (1) Kompilasi Hukum Islam : ” Bahwa Pemeliharaan anak yang belum mumayyiz atau belum berumur 12 tahun adalah hak ibunya ”, namun permasalahan dalam penulisan skripsi ini membahas masalah penetapan suami sebagai Hadhin bagi anak yang belum mumayyiz karena faktor ibu gugur hak Hadhanahnya. Pemasalahan (a). Bagaimana dasar pertimbangan hukum penetapan suami sebagai Hadhin bagi anak yang belum mumayyiz dalam putusan Pengadilan Agama Semarang No. 1344/ Pdt.G/ 2008/ PA. Sm.? (b). Bagaimana penetapan suami sebagai Hadhin bagi anak yang belum mumayyiz dalam putusan Pengadilan Agama Semarang No. 1344/ Pdt.G/ 2008/ PA. Sm.ditinjau dari aspek kajian Hukum Islam?
Penelitian ini merupakan merupakan penelitian kepustakaaan (library reseach) yang menggunakan metode dokumenter dan dalam menganalisis penelitian ini sebagai pisau analisisinya menggunakan analisis data kualitatif dengan menggunakan pendekatan normatif. Dalam hal ini dilakukan terhadap data yang berupa informasi, uraian dalam bentuk bahasa prosa kemudian dikaitkan dengan data lainnya untuk mendapatkan kejelasan terhadap suatu kebenaran atau sebaliknya. Jadi analisis bentuk ini dilakukan dengan cara menemukan dan menganalisis kesesuaian antara paradigma hukum, asas-asas dan dasar falsafah, hukum positif dan realitas di lapangannya. Sebagai simpulan merupakan penjelasan-penjelasan, bukan berupa angka-angka statistik atau bentuk angka lainnya.
Hasil penelitian (a). Dasar pertimbangan hukum dalam menyelesaikan perkara No. 1344/ Pdt.G/ 2008/ PA. Sm. khususnya berkaitan dengan permohonan Hadhanah Majelis Hakim menggunakan dasar hukum dari pemikiran ahli yang bersumber dari kitab Kifayat al Ahyar karya Imam Taqiyuddin Abu Bakar, yang diambil alih sebagai pendapat Hakim. (b). Perkara No. 1344/ Pdt. G/ 2008/ PA. Sm. ditinjau dari aspek kajian hukum Islam sebagaimana penulis menukil pendapat DR. Wahbah al-Zuhaily dalam kitab Fiqh Islam wa Adillatuh diterangkan bahwa untuk kepentingan seorang anak dalam upaya memelihara dan mendidiknya, maka diperlukan adanya syarat yang harus terpenuhi bagi pemegang Hadhanah, yaitu dewasa (baligh); berakal; memiliki kemampuan untuk memelihara dan mendidik anak yang diasuh; iffah dan amanah (dapat dipercatya); beragama Islam. Kelima syarat tersebut di atas merupakan persyaratan yang bersifat kumulatif dan bukan persyaratan yang bersifat alternatif. Kesimpulan dalam skripsi ini Majelis Hakim dalam keputusannya menetapkan hak Hadhanah kepada Pemohon dengan pertimbangan Termohon telah gugur hak hadhanahnya disebabkan perbuatannya yang tidak iffah dan amanah.
Kata Kunci : Nikah, Talak, dan Hadhanah.