Fenonema gerhana merupakan peristiwa yang jarang terjadi, yang kejadiannya dalam setahun dapat dihitung dengan jari. Fenomena tersebut adalah salah satu tanda-tanda kebesaran Allah SWT. Maka dari itu, apabila terjadi gerhana, kita umat Islam disunnahkan untuk segera shalat gerhana. Tetapi untuk memprediksi kapan dan dimana terjadinya gerhana itu sendiri, kita memerlukan perhitungan yang tepat dan akurat.
Salah satu kitab yang membahas gerhana adalah kitab Irsyâd al-Murîd karya KH. Ahmad Ghozali, seorang tokoh falak di Madura. Penulis mengambil judul “Analisis Metode Hisab Gerhana Matahari dalam Kitab Irsyâd Al-Murîd” karena kitab tersebut sudah memakai sistem hisab hakiki tahkiki kontemporer, yaitu sebagaimana hisab hakiki tahkiki yang diprogram dalam komputer yang sudah disesuaikan dengan matematika modern dan temuan-temuan baru.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana metode hisab gerhana Matahari dalam kitab Irsyâd al-Murîd dan bagaimana akurasi metode hisab gerhana Matahari dalam kitab tersebut dengan menggunakan data gerhana Matahari NASA yang ditampilkan dalam situs resminya di (www.eclipse.gsfc.nasa.gov/solar.html) sebagai tolak ukurnya. Penulis memilih NASA karena ia merupakan badan antariksa milik Amerika Serikat yang data-datanya sudah sering dijadikan rujukan oleh masyarakat dunia.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Data primer yang digunakan bersumber dari kitab Irsyâd al-Murîd dan data sekundernya wawancara dengan KH. Ahmad Ghozali juga buku-buku yang berkaitan dengan penelitian. Data-data tersebut penulis analisis dengan menggunakan metode content analysis yang bertujuan untuk mendeskripsikan dan mengkaji metode hisab gerhana Matahari dalam kitab Irsyâd al-Murîd. Setelah itu, penulis menggunakan teknik analisis komparatif yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana hasil hisab gerhana Matahari kitab Irsyâd al-Murîd yang dikomparasikan dengan hasil NASA.
Hasil penelitian ini memberikan kesimpulan bahwa kitab Irsyậd al-Murỉd merupakan kitab yang tergolong memakai hisab hakiki tahkiki kontemporer. Seperti buku rujukannya Astronomical Algorithms karya Jeean Meeus, kitab tersebut menggunakan rumus-rumus yang langsung dioperasikan tanpa harus melihat ke jadwal atau tabel. Alasan KH. Ahmad Ghozali tidak menggunakan jadwal atau tabel dalam kitabnya adalah karena lebih praktis dan mudah dipahami oleh para santri dan masyarakat yang tengah mempelajari kitab tersebut. Adapun dari segi akurasinya maka kitab Irsyậd al-Murỉd karangan KH. Ahmad Ghozali ini sudah termasuk akurat dan dapat dijadikan pedoman dalam menentukan waktu gerhana Matahari karena selisih hasil perhitungan kitab Irsyậd al-Murỉd dengan hasil NASA hanya berbeda tipis, yakni rata-rata selisihnya antara 1-2 menit.