Nganyari Nilah di Kalangan Masyarakat Patebon Kabupaten Kendal
Lutfiyah, Lutfiyah (2009) Nganyari Nilah di Kalangan Masyarakat Patebon Kabupaten Kendal. Masters thesis, IAIN Walisongo.
Lutfiyah_Tesis_Bab1.pdf - Submitted Version
Download (90kB) | Preview
Lutfiyah_Tesis_Bab2.pdf - Submitted Version
Download (65kB) | Preview
Lutfiyah_Tesis_Bab3.pdf - Submitted Version
Restricted to Registered users only
Download (96kB)
Lutfiyah_Tesis_Bab4.pdf - Submitted Version
Restricted to Registered users only
Download (42kB)
Lutfiyah_Tesis_Bab5.pdf - Submitted Version
Download (22kB) | Preview
Lutfiyah_Tesis_Bibliografi.pdf - Bibliography
Download (24kB) | Preview
Abstract
Pada masyarakat Patebon ada sebuah ritual nganyari nikah yang dilakukan antara suami dengan istri yang masih terikat sebagai pasangan yang sah. Nganyari nikah yang dalam literatur fiqih disebut tajdid al-nikah merupakan ritual yang dilakukan bukan karena sebab perceraian atau sesuatu yang menyebabkan putusnya pernikahan, tetapi ritual ini terjadi karena sebab masalah tertentu yang tidak ada kaitannya sama sekali dengan sesuatu yang menyebabkan putusnya sebuah ikatan pernikahan.
Dengan melihat praktik nganyari nikah pada masyarakat Patebon, maka penulis merumuskan masalah yang akan dibahas adalah:
1. Bagaimana pelaksanaan praktik nganyari nikah masyarakat Patebon Kabupaten Kendal.
2. Apa arti/makna nganyari nikah bagi pelaku praktik nganyari nikah.
Dalam pengumpulan data penelitian penulis menggunakan tiga metode, yaitu 1) wawancara 2) observasi melalui partisipasi langsung dalam praktek hidup masyarakat, khususnya menyangkut obyek yang diteliti 3) dokumentasi
Dalam melaksanakan nganyari nikah para pelaku mempunyai tata cara sendiri-sendiri. Diantaranya adalah nganyari nikah dengan slametan, nganyari nikah dengan tidak ada slametan tetapi memberi bisyaroh pada kyai, nganyari nikah dengan bancaan dan nganyari nikah dengan menggunakan mahar. Tujuan nganyari nikah juga bermacam-macam. Ada yang ingin memperlancar rejeki, mempunyai anak, agar rukun atau sekedar kehati-hatian.
Penulis menangkap adanya dua perspektif penting kenapa harus diadakan acara nganyari nikah.
Pertama karena faktor agama. Termasuk dalam kajian ini adalah para pelaku nganyari nikah karena kepergian suami/istri (yang dominan istri) ke luar Negeri dalam waktu lama, ulang tahun pernikahan dan faktor litajammul atau liikhtiyath (termasuk nganyari nikah karena kehendak pribadi)
Kedua karena faktor kejawen seperti kesalahan petungan Jawa. Orang yang lama tidak punya anak atau karena selalu dapat masalah dalam keluarganya seperti krisis ekonomi, keluarga yang sering terkena musibah, mengadakan acara nganyari nikah bukan karena perspektif agama, tetapi lebih condong pada masalah Petungan Jawa yang tidak cocok atau menyalahi ketentuan yang sebenarnya. Misalnya ada kesalahan dalam pelaksanaan pernikahahan karena menyalahi hari, bulan atau tahun. Bahkan tanggalpun jika dalam Petungan Jawa tidak cocok maka akan menimbulkan malapetaka.
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Nikah; Marriage |
Subjects: | 200 Religion (Class here Comparative religion) > 290 Other religions > 297 Islam and religions originating in it > 297.5 Islamic ethics, practice > 297.57 Religious experience, life, practice > 297.577 Marriage and family life |
Divisions: | Program Pascasarjana > Program Master (S2) |
Depositing User: | Miswan Miswan |
Date Deposited: | 03 Dec 2013 05:20 |
Last Modified: | 03 Dec 2013 05:20 |
URI: | https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/388 |
Actions (login required)
Downloads
Downloads per month over past year