Skripsi ini membahas tentang internalisasi nilai-nilai keagamaan siswa kelas XI jurusan agama di MAN 1 kota Semarang. Kajiannya dilatarbelakangi oleh pentingnya penghayatan nilai-nilai keagamaan bagi tumbuh kembangnya aktivitas siswa. Studi ini dimaksudkan untuk menjawab permasalahan: (1) Bagaimana penghayatan nilai-nilai keagamaan di MAN 1 Kota Semarang? (2) Apa strategi yang dilakukan oleh MAN 1 Semarang dalam menghayati nilai keagamaan di kelas XI jurusan agama? (3) Apa problem yang dihadapi dalam menghayati nilai-nilai keagamaan kepada siswa kelas XI jurusan agama di MAN 1 Semarang? Permasalahan tersebut dibahas melalui studi lapangan yang dilaksanakan di MAN 1 Kota Semarang. Madrasah Aliyah Negeri 1 Kota Semarang ini dijadikan sumber data untuk mendapatkan potret internalisasi nilai-nilai keagamaan siswa kelas XI jurusan agama. Datanya diperoleh dengan cara wawancara tak terstruktur, observasi partisipan, dan studi dokumentasi. Semua data dianalisis dengan pendekatan fenomenologi dan dianalisis deskriptif menggunakan logika induksi, deduksi, dan refleksi.
Kajian ini menunjukkan bahwa: (1) Nilai-nilai keagamaan yang di hayati MAN 1 Kota Semarang untuk membentuk pribadi siswa yang saleh dan patuh terhadap agamanya ada tiga aspek, meliputi: a) Nilai aqidah, meliputi ketauhidan seperti: berdo’a sebelum dan sesudah pembelajaran, membaca asma’ul husna, dan tadarus Al-Qur’an. (b) Nilai syari’ah, meliputi nilai ibadah (sholat, sholat sunnah dhuha, idul adha, sholat tarawih, membayar zakat, dan puasa), nilai muamalah, meliputi (membayar sumbangan operasional sekolah tepat waktu, mengadakan arisan kelas, dan tidak pernah gasab) dan nilai siyasah, meliputi (persaudaraan, musyawarah, toleransi, tanggung jawab, demokrasi). (c) Nilai akhlak, kejujuran, nilai sosial (cinta terhadap sesama manusia dan lingkungan), bakti sosial, kegiatan infak, reboisasi di lingkungan madrasah, nilai kedisiplinan, dan nilai kemandirian. (2) Strategi yang digunakan untuk menginternalisasikan nilai-nilai keagamaan yakni dengan melalui: (a) Metode keteladanan, pelatihan dan pembiasaan, kegiatan sosial, pendekatan individu dan kelompok.( b) Melalui materi. (3) Problem yang menghambat proses internalisasi nilai-nilai keagamaan antara lain. (a) Faktor intern yang datang dari diri peserta didik itu sendiri, kurangnya motivasi. (b) Faktor ekstern seperti, faktor keluarga, faktor lingkungan masyarakat, lingkungan institusional, dan teknologi.