Skripsi ini dilatarbelakangi pernikahan muda yang banyak terjadi seperti di Desa Dororejo Doro Pekalongan mengakibatkan pola pendidikan anak kurang maksimal, mereka hanya menyerahkan seluruh urusan pendidikan pada lembaga pendidikan saja seperti TPQ, TK atau lembaga lainnya untuk mendidik anaknya tanpa diteruskan kesinambungan hasil pendidikan yang didapat anak dari lembaga tersebut di dalam rumah karena ketidakmampuan cara mendidik dan anak sering dibebankan pada neneknya.
Studi ini dimaksudkan untuk menjawab permasalahan: 1) Bagaimana pendidikan agama dalam keluarga pernikahan usia muda di Dororejo Doro Pekalongan? 2) Bagaimana relevansi pendidikan agama dalam keluarga pernikahan usia muda bagi pembentukan kepribadian anak?.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus, teknik pengumpulan data melalui wawancara (interview), Observasi dan dokumentasi, data yang telah di dapat kemudian diuji keabsahan data melalui trianggulasi sumber dan dianalisis melalui analisis deskriptif kualitatif dengan tiga tahapan yaitu reduksi, penyajian data dan verifikasi atau kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Pendidikan agama dalam keluarga pernikahan usia muda di Dororejo Doro Pekalongan dilakukan dengan menyerahkan pendidikan anak-anaknya ke lembaga pendidikan agama seperti TPQ atau guru mengaji, para orang tua hanya menyuruh anak dan memberikan pembiasaan dan keteladanan sesuai pengetahuannya seperti mengajak shalat dan puasa. Kesibukan, Kekurangtahuan agama dan kekurangdewasaan orang tua yang menikah muda menjadikan mereka lebih memilih menyerahkan pendidikan anaknya kepada orang yang mengerti agama, sedangkan peran setiap hari pendidikan anak lebih banyak diserahkan kepada nenek tau kakeknya karena mereka harus bekerja dan kurang paham dalam mengasuh dan mendidik anak. 2) Pendidikan agama dalam keluarga pernikahan usia muda dengan menyerahkan kepada TPQ atau guru mengaji menjadikan anak kurang mendapat perhatian tentang agama dari orang tuanya, sedangkan pola asuh yang banyak diberikan kepada nenek atau kakeknya akan berelevansi pembentukan kepribadian anak yang egois, kurang antusias terhadap pendidikan agama dan menjadi yang rentan terhadap pengaruh pergaulan negatif karena kurang mendapat perhatian dan pendidikan dari orang tua sejak muda, karena waktu mereka di sekolah hanya sebentar dan lebih banyak di lingkungan keluarga dan masyarakat sekitar.