Kesenian Kubrosiswo merupakan kesenian yang dipadukan antara tari-tarian dengan diiringi lagu serta peralatan musik tradisional, selain itu juga terdapat atraksi-atraksi yang menajubkan. Diantaranya mengupas kelapa dengan gigi, naik tangga yang anak tangganya terdiri dari beberapa berang (istilah Jawa bendho) dan yang lebih menariknya lagi beberapa penarinya ada yang kesurupan atau kemasukan roh. Dalam lagu yang dinyanyikan itu, terdapat beberapa pesan-pesan dakwah, dengan adanya pesan-pesan dakwah tersebut diharapkan mampu mempengaruhi penonton, salah satunya adalah mempengaruhi segi kognitifnya, terutama pengetahuan keagamaan para penontonnya.
Penelitian ini tergolong penelitian kualitatif dengan menggunakan analisis semiotik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pesan dakwah yang terdapat dalam syair Kubrosiswo. Pendekatan dengan semiotik strukturalisme, semiotik ini tidak lepas dari telaah heuristik dan telaah hermeneutik. Telaah heuristik yakni pembacaan struktur berdasarkan kebahasaannya, atau secara semiotik adalah berdasarkan konvensi sistem semiotik tingkat pertama. Dengan kata lain heuristik adalah pembacaan yang dilihat dari struktur katanya. Sedangkan hermeneutik ini pembacaannya berdasarkan sistem semiotik tingkat kedua (pembacaan tingkat ulang), atau dengan kata lain adalah penafsiran atau maksud dari pesan yang terkandung dalam syair Kubrosiswo tersebut.
Sumber data penelitian ini adalah dari observasi, wawancara dengan salah satu pawang yang ada di desa Randugunting kecamatan Bergas kabupaten Semarang, dan sebagai pelengkap yaitu dari buku, jurnal, surat kabar, atau literatur lain yang berhubungan dengan tema yang penulis teliti. Dengan teknik pengumpulan datanya adalah teknik dokumentasi.
Hasil dari penelitian syair-syair kesenian Kubrosiswo diambil satu teks untuk ditelaah dengan menggunakan heuristik dan hermeneutik. Teks yang diambil akan dikaji tentang materi dakwahnya, yaitu tentang materi akidah, syari’ah, dan akhlak.