Film ini mempunyai pengaruh yang besar dan dapat memberi nilai, baik yang mengandung pendidikan moral yang bersifat positif maupun negatif. Dibutuhkan film yang dapat menjadikan moral masyarakat menjadi baik, salah satunya adalah film “?” (Tanda Tanya). Film ini bercerita tentang kehidupan keluarga-keluarga yang hidup ditengah perbedaan etnis dan agama. Hidup berdampingan dalam lingkungan yang dikelilingi oleh Mesjid, Gereja dan Klenteng. Keluarga Tan Kat Sun, pemilik restoran Canton masakan Cina yang walaupun menyediakan masakan tidak halal, namun dengan kesadaran dan toleransinya yang tinggi, ia juga mengakomodir kebutuhan makanan halal bagi pelanggan muslim-nya. Walaupun banyak mendapat ketidakyakinan akan kehalalan masakan halal-nya, penganut Budha yang taat ini berbesar hati dan konsisten untuk tetap menghargai karyawan, tetangga maupun pelanggan muslimnya. Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti merumuskan permasalahan sebagai berikut: Bagaimana model toleransi beragama yang dikembangkan pada film “?” (Tanda Tanya) sebagai bagian dari strategi dakwah.
Penelitian film “?” (Tanda Tanya) bertujuan untuk mengetahui model toleransi beragama dalam adegan film “?” (Tanda Tanya). Untuk menjawab rumusan masalah, diperlukan metodologi yang tepat untuk mengungkap visualisasi model toleransi beragama dalam film ini. Maka dari itu penulis menggunakan metodologi kualitatif dengan spesifikasi penelitian deskriptif dengan analisis semiotik. Penelitian ini menggunakan pendekatan semiotik Roland Barthes dengan menggunakan pendekatan signifikasi dua tahap, yaitu tahap denotatif dan tahap konotatif. Adapun unit analisis ini adalah gambar dan suara: kata yang diucapkan. Scene yang peneliti tulis adalah scene dan gambar yang mengandung model toleransi beragama.
Berdasarkan data yang telah diteliti, Penulis dapat mengetahui bahwa model toleransi yang tertera dalam visualisasi film “?” (Tanda Tanya) ini adalah model toleransi beragama di Indonesia, yang mana hal tersebut menjadi realita masyarakat Indonesia. Membuktikan adanya toleransi model toleransi ini bahwa dialog antar umat beragama adalah suatu bentuk aktifitas yang menyerap ide keterbukaan. Sebab, dialog agama dinilai penting untuk menyikap ketertutupan yang selama ini menyelimuti hubungan antar umat beragama. Indonesia terdapat beberapa agama, etnis, dan budaya dengan adanya model toleransi tersebut akan melahirkan satu kesatuan yang utuh dengan azas pancasila dengan sikap demikian seseorang dapat menghindari relativisme agama yang tidak sejalan dengan semangat Bhineka Tunggal Ika.