Perbudakan dalam pandangan mufassir Indonesia
Aliyati, Khamdatul (2015) Perbudakan dalam pandangan mufassir Indonesia. Undergraduate (S1) thesis, universitas Islam Negeri Walisongo Semarang.
114211085.pdf - Accepted Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial.
Download (4MB) | Preview
Abstract
Perdagangan manusia menjadi sorotan public pada tahun-tahun terakhir karena kejahatan tersebut menjadikan manusia sebagai komoditi perdagangan yang tak selayaknya dan menjadi bentuk dari perbudakan di era modern ini. Dengan kejadian seperti ini Al-Qur’an sebagai sumber hukum pertama agama Islam telah membahasnya, yaitu melalui ayat-ayat perbudakan yang tercantum di dalamnya.
Ayat-ayat Al Qur’an tersebut dijadikan senjata oleh kaum orientalis untuk menyerang Al Qur’an dan menganggapnya sebagai karya masyarakat. Mereka menyatakan bahwa perbudakan sudah tidak ada lagi, sehingga Al Qur’an tidak relevan dan tidak aktual. Karena tidak sesuai dengan perkembangan zaman, maka Al Qur’an tidak pantas dijadikan sebagai pedoman.
Penelitian ini merupakan penelitian library research dengan menggunakan metode penelitian kualitatif dengan sumber utama dari penelitian ini adalah beberapa penafsiran ayat-ayat Al Qur’an dan beberapa tafsir yaitu tafsir Al Qur’an Al Karim, Al Furqon tafsir Al Qur’an, Tafsir An Nur, Tafsir Al Azhar dan tafsir Al misbah. Sedangkan sumber sekundernya dari beberapa literatur berupa buku, jurnal, artikel maupun internet yang mempunyai kaitan dengan pembahasan yang dilakukan oleh penulis. Penelitian ini menggunakan metode komparasi atau muqaran yaitu dengan membandingkan pendapat para mufassir terhadap penafsiran mereka dalam karya tafsir yang telah disusun.
Dengan menggunakan metode komparasi pada penelitian ini, hasil yang didapatkan dari penelusuran tafsir-tafsir yang menjadi objek yaitu menunjukkan bahwa al qur’an melindungi budak, memperlakukan sebagaimana manusia yang lainnya serta usaha untuk membebaskannya, beberapa mufassir mengartikan budak sendiri sebagai orang yang dibelenggu haknya, bukan lagi budak seperti zaman dahulu yang berarti budak tawanan perang dan budak belian. Dengan demikian, relevansi pemaknaan budak dikaitkan dengan realitas yang ada di Indonesia bahkan dunia adalah adanya perlindungan dan perlakuan yang sama terhadap kaum-kaum yang tertindas, mereka yang terbelenggu haknya oleh orang-orang yang tak bertanggung jawab.
Item Type: | Thesis (Undergraduate (S1)) |
---|---|
Additional Information: | Pembimbing; Drs. H. Iing Misbahuddin, MA.; Moh. Masrur, M. Ag. |
Uncontrolled Keywords: | Perbudakan; Mufassir Indonesia |
Subjects: | 200 Religion (Class here Comparative religion) > 290 Other religions > 297 Islam and religions originating in it > 297.1 Sources of Islam > 297.12 Al-Quran and Hadith > 297.122 Al-Quran > 297.1226 Interpretation and Criticism 200 Religion (Class here Comparative religion) > 290 Other religions > 297 Islam and religions originating in it > 297.2 Islam Doctrinal Theology, Aqaid and Kalam > 297.27 Islam and social sciences |
Divisions: | Fakultas Ushuluddin dan Humaniora > 76231 - Ilmu Al-Quran dan Tafsir |
Depositing User: | Nur yadi |
Date Deposited: | 09 Sep 2015 09:33 |
Last Modified: | 27 Nov 2021 02:47 |
URI: | https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/4458 |
Actions (login required)
Downloads
Downloads per month over past year