Analisis makna ṣirāṭ dan sabīl dalam Al-Qur’an : studi tematik ayat-ayat mutaraddifāt
Mukhlisin, Mukhlisin (2015) Analisis makna ṣirāṭ dan sabīl dalam Al-Qur’an : studi tematik ayat-ayat mutaraddifāt. Undergraduate (S1) thesis, universitas Islam Negeri Walisongo Semarang.
102111111.pdf - Accepted Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.
Download (896kB) | Preview
Abstract
Dalam al-Qur’an, term ṣirâṭ dan sabîl memiliki beragam derivasi makna kata, meskipun secara umum keduanya sama-sama diartikan sebagai jalan. Para ulama’ berbeda pendapat dalam memaknai kata ṣirâṭ san sabîl. Ada yang mengartikan dengan jalan lurus, agama Islam, al-Qur’an, Hukum Tuhan, tergantung kata yang mengikutinya. Dalam al-Qur'an kata shirat dalam al-Qur'an ditemukan sebanyak 45 kali, kesemuanya dalam bentuk tunggal, 32 kali diantaranya dirangkaikan dengan kata mustaqim, sedangkan selebihnya bersambung dengan berbagai kata seperti as-sawiy, as-sawa, atau al-jahim, dan ada pula kata Shirat yang dinisbahkan kepada Tuhan seperti sirataka, sirati, sirat al-aziz al-hamid dan sebagainya. Sedangkan kata as-sabîl dalam al-Qur'an terulang sebanyak 166 kali dalam bentuk mufrad, sedangkan bentuk jamaknya, subul terulang sebanyak 10 kali sehingga jumlah keseluruhannya 176 kali.
Penelitian ini bersifat kepustakaan murni dengan menggunakan metode maudlu’i, yakni dengan cara menghimpun ayat-ayat al-Qur'an yang memiliki maksud yang sama dan membahas satu topik masalah kemudian menganalisanya dari berbagai aspek. Sehingga, sumber utama (primer) yang penulis pakai dalam penelitian ini adalah al-Qur’an, dan sumber data skuundernya adalah kitab-kitab tafsir, buku-buku yang berkaitan, skripsi, dan lain-lain. Sedangkan analisis yang penulis gunakan adalah analisis deskriptif.
Penelitian ini memaparkan berbagai pendapat dari para ulama’, baik klassik maupun modern, kemudian membandingankan dari berbagai pendapat yang ada hingga ditemukan benang merahnya. Dari berbagai pendapat tadi, kemudian penulis menyimpulkan bahwa Ṣirâṭ dan Sabîl tidak hanya berarati jalan, namun bisa dipahami dengan maksud lain tergantung kata yang mengiringinya. Ṣirâṭ, dengan kata yang mengirinya, selalu dalam konteks kebaikan dan kebenaran. Berbeda dengan sabîl yang bisa dalam konteks kebenaran maupun kebathilan. Sehingga, dapat dipahami bahwa sabîl adalah jalan-jalan kecil yang belum pasti kebenarannya. Dan sabîl yang benar pasti bermuara kepada ṣirâṭ. Kata ṣirâṭ dan sabîl dapat dikategorikan dalam beberapa konteks, seperti ketauhidan, keimanan, ketaqwaan, ibadah, ketetapan dan hukum Tuhan, bahkan konteks sosial. Sehingga, ada banyak jalan bagi manusia untuk mencapai kebenaran.
Item Type: | Thesis (Undergraduate (S1)) |
---|---|
Additional Information: | Pembimbing: Moh Masrur, M. Ag.; Hj. Sri Purwaningsih, M. Ag. |
Uncontrolled Keywords: | ṣirāṭ; sabîl; Ayat mutaraddifāt; Tafsir Al-Qur'an |
Subjects: | 200 Religion (Class here Comparative religion) > 290 Other religions > 297 Islam and religions originating in it > 297.1 Sources of Islam > 297.12 Al-Quran and Hadith > 297.122 Al-Quran > 297.1229 Individual Suras and Groups of Suras |
Divisions: | Fakultas Ushuluddin dan Humaniora > 76231 - Ilmu Al-Quran dan Tafsir |
Depositing User: | Nur yadi |
Date Deposited: | 30 Oct 2015 07:55 |
Last Modified: | 27 Nov 2021 06:31 |
URI: | https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/4515 |
Actions (login required)
Downloads
Downloads per month over past year