Ajaran moral dalam kisah Nabi Yusuf a.s. : analisis semiotik Roland Barthes
Faizah, Chatirul (2015) Ajaran moral dalam kisah Nabi Yusuf a.s. : analisis semiotik Roland Barthes. Undergraduate (S1) thesis, universitas Islam Negeri Walisongo Semarang.
114211043.pdf - Accepted Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.
Download (2MB) | Preview
Abstract
Kisah Nabi Yusuf merupakan kisah indah yang sangat komprehensif, dimana kisah ini diceritakan secara runtut dari sejak Yusuf masih belia hingga dewasa, dari sebagai manusia biasa hingga menjadi Nabi, dari sebagai rakyat biasa hingga menjadi pejabat negara. Bergulirnya perjalanan kisah yang begitu panjang tentu saja dipenuhi dengan pergolakan konflik dan permasalahan yang sangat beragam, sehingga fakta-fakta tersebut tidak cukup dianalisis hanya berhenti pada tatanan bahasa. Fakta-fakta tersebut akan lebih terlihat pesannya jika dikaji melalui analisis mitis agar terungkap makna konotasi atau signifikansinya. Oleh karena itu, kisah Nabi Yusuf ini sangat tepat apabila dikaji dengan menggunakan semiotika.
Semiotika adalah cabang ilmu yang mengkaji tentang tanda-tanda. Kajian ilmu ini berfungsi untuk mengungkap dan mereproduksi kemungkinan makna-makna baru yang akan muncul. Pembacaan semiotik tidak hanya menganalisis tanda-tanda dan mencari tingkatan makna yang ada. Sesuai dengan kajian semiotika komunikasi, tanda-tanda tersebut merupakan wahana untuk komunikasi, sehingga dapat menghasilkan makna mitis atau makna konotasi yang juga dikandungnya. Semiotika juga digunakan sebagai salah satu metode kritik sastra tak terkecuali semiotika Roland Barthes. Semiotika Barthes terutama pada tatanan tingkat kedua (kajian makna konotasi) sangat relevan untuk dijadikan alat analisis teks sastra sebagai penyempurna metode struktural.
Dalam upaya mengungkap kemungkinan-kemungkinan makna lain di luar makna dasar surat Yusuf, oleh karena itu salah satu upaya tersebut adalah dengan melakukan analisis semiotis tanda-tanda tekstualitas yang ada dalam surat Yusuf untuk menghasilkan makna mitis atau makna konotasi yang juga dikandungnya. Dengan menggunakan teori semiotika Roland Barthes untuk melakukan analisis semiotis tersebut, dapat dihasilkan makna-makna baru seperti yang ada pada kalimat ya> bunayya la> taqs}us} ru’ya>ka ‘ala> ikhwatika fayaki@du> laka kaida>, kalimat ya> bunayya merupakan simbol dari makna kasih sayang orang tua terhadap anaknya. Sedangkan la> taqs}us} ru’ya>ka ‘ala> ikhwatika fayaki@du> laka kaida>, secara denotasi memiliki makna larangan menceritakan mimpi kepada saudara-saudara Nabi Yusuf karena khawatir akan terjadi sesuatu yang membahayakan keselamatan dirinya. Akan tetapi dengan kajian semiotis, kata la> taqs}us} ru’ya>ka merupakan suatu pesan kepada Nabi Yusuf bahwa beliau harus senantiasa menjaga amanah dalam situasi apapun. Kemudian la> taqs}us - fayaki@du> memiliki arti larangan membalas dendam terhadap perbuatan jahat yang ditujukan terhadap dirinya. Disusul dengan kalimat fayaki@du> laka adalah isyarat bahwa Nabi Yusuf harus senantiasa yakin terhadap rencana Allah, bahwa selalu ada hikmah yang telah dipersiapkan oleh Allah dalam setiap peristiwa yang akan menimpanya.
Actions (login required)
Downloads
Downloads per month over past year