Islam telah menetapkan bahwa suami merupakan pemimpin dalam rumah tangga dan bertanggung jawab apa yang ia pimpin. Namun, tidak semua suami mengerti dan memahami tentang peranannya dalam rumah tangga yang menjadi tanggung jawabnya, terkadang suami cemderung ingin lepas dari perananya itu, bahkan tidak mau peduli sama sekali. Oleh sebab itu dirasa sangat perlu adanya pemahaman tentang peranan suami dalam membina keluarga sakinah, mawaddah, warahmah.
Dengan adanya pasal 80 KHI tentang kewajiban suami atas pendidikan agama terhadap keluarga dan atau memberikan kesempatan mereka untuk mempelajarinya, merupakan fenomena yang jarang diperhatikan oleh para suami di sekitar kita. Di satu sisi, para suami lebih mementingkan untuk terus mencari nafkah buat keluarganya, yang memang itu suatu kewajiban lain yang harus dipenuhi mereka. Di sisi lain, para suami banyak yang lupa akan kewajibannya yang lain, yaitu mendidik, membimbing, serta mengarahkan keluarganya untuk terus berpegang terhadap ajaran agama. Maka ketika hal tersebut terus-menerus berlangsung dalam keluarga, tentu akan berdampak buruk baik kurangnya perhatian mereka terhadap syari’at, maupun masa depan anak-anak mereka yang kurang akan kegiatan spiritual dari lingkunganya.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah (1) apa alasan suami memeberikan pendidikan agama terhadap keluarga di Dukuh Kemiri?, (2) bagaimana implementasi kewajiban suami memberikan pendidikan agama terhadap keluarga di Dukuh Kemiri?, (3) apa dampak implementasi kewajiban suami memberikan pendidikan agama terhadap keluarga di Dukuh Kemiri?.
Adapun tujuan penelitian adalah (1) untuk mengetahui alasan para suami di Dukuh Kemiri dalam mendidik agama terhadap keluarganya dan atau memberi kesempatan keluarga untuk bisa mempelajarinya, (2) untuk mengetahui implementasi Pasal 80 KHI mengenai kewajiban suami atas pendidikan agama terhadap keluarganya di Dukuh Kemiri, (3) untuk mngetahui upaya-upaya yang dilaksanakan warga Dukuh Kemiri atas beberapa hambatan yang ada dalam merealisasikan kewajiban suami untuk belajar serta mendidik agama terhadap keluarganya.
Metode penulisan skripsi ini berupa teknik pengumpulan data dengan menggunakan metode observasi, interview atau wawancara. Teknis analisis data yang digunakan adalah kualitatif. Sebagai pendekatanya penulis menggunakan deskriptif analisis.
Hasil penelitian menunjukan bahwa Pertama, mengenai alasan para suami untuk mendidik keluarganya terhadap urusan agama merupakan dorongan prilaku positif dari setiap suami, bukan atas dasar mereka tahu atas aturan yang ada dalam Pasal 80 KHI maupun dalil yang ada dalam al-Qur’an dan al-Hadits. Kedua, implementasi kewajiban suami atas pendidikan agama terhadap keluarga di Dukuh Kemiri kurang optimal dalam mengikuti kegiatan keagamaan yang ada. Ketiga, adapun dampaknya terhadap kerukunan rumah tangga tidak begitu terlihat. Akan tetapi penulis lebih mengarah pada aplikasi kegiatan agama mereka baik mengenai ubudiyah maupun dalam hal muamalah yang kurang memperhatikan dasar-dasar agama.