Studi kritik pemahaman Muhammad Syahrur terhadap Hadis metafisika : keghaiban
Hakim, Muhammad Lutfi (2015) Studi kritik pemahaman Muhammad Syahrur terhadap Hadis metafisika : keghaiban. Undergraduate (S1) thesis, universitas Islam Negeri Walisongo Semarang.
124211060.pdf - Accepted Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.
Download (5MB) | Preview
Abstract
Bermula dari pembahasan tentang hal metafisika (keghaiban). Para ulama’ menjelaskan bahwa Nabi Muhammad SAW mengetahui peristiwa hal ghaib yang belum terjadi. Pemahaman tersebut, berbeda dengan ungkapan Syahrur yang mengatakan bahwa Nabi Muhammad sebenarnya tidak mengetahui hal metafisika (keghaiban) yang akan terjadi. Syahrur memahami ayat 3 dan 4 surah an-Najm dengan penafsiran yang berbeda. Kata huwa pada surah tersebut merujuk kepada al-Qur’an bukan kepada Nabi Muhammad. Ia mempunyai Konsep dalam pemahaman sunah dan hadis yang tentunya berbeda dengan kalangan ulama’ pada umumnya. Ia mengartikan sunah adalah ijtihad Nabi, sedangkn hadis adalah produk ijtihad Nabi yang masih verbal. Nabi adalah seorang mujtahid yang bertugas mengubah mutlak menjadi nisbi.
Pembahasan selanjutnya, Peneliti memfokuskan terhadap tiga rumusan masalah. Pertama, pemahaman Syahrur terhadap hadis metafisika (keghaiban. Kedua, argumen Syahrur dalam menilai lemah (dha’if) pada hadis tersebut, kelebihan dan keterbatasan argumen Syahrur dalam memahami hadis tersebut. Penelitian ini berjenis penelitian kualitatif, yaitu merupakan penelitian pustaka (library research). Teori yang digunakan oleh peneliti adalah kritik sanad dan matan dengan mengacu parameter yang digunakan ulama’ hadis dahulu dalam hal menguji keshahihan sanad dan matan.
Pembahasan selanjutnya, peneliti mencantumkan biografi, karya-karya, kapasitas Syahrur dan hadis-hadis yang dinilai Syahrur lemah seperti peneliti kemukakan di awal. Selanjtunya, peneliti menganalisis pemahaman Syahrur terhadap hadis metafisika (keghaiban), argumen yang digunakan syahrur dalam mendhaifkan hadis tersebut dan peneliti mengungkapakan pula kelebihan dan keterbatasan argumen Syahrur.
Jadi, hadis-hadis yang diteliti antara lain tentang: kronologi Allah memanggil Adam setelah perhitungan amal manusia, kebanyakan penghuni neraka adalah perempuan, umat Muhammad terpecah menjadi tujuh puluh tiga golongan dan satu golongan masuk surga, dan tidaklah mati seorang muslim kecuali Allah memasukan orang-orang Yahudi dan Nasrani ke dalam neraka adalah dha’if sebagaimana justifikasi para ulama’ muhadditsîn.
Item Type: | Thesis (Undergraduate (S1)) |
---|---|
Additional Information: | Pembimbing : Drs. H. Danusiri, M. Ag.; Dr. H. Muhyar Fanani, M. Ag. |
Uncontrolled Keywords: | Hadits metafisika |
Subjects: | 100 Philosophy and psychology > 110 Metaphysics 200 Religion (Class here Comparative religion) > 290 Other religions > 297 Islam and religions originating in it > 297.1 Sources of Islam > 297.12 Al-Quran and Hadith > 297.125 Hadits > 297.1251 Study of Text of Hadith 200 Religion (Class here Comparative religion) > 290 Other religions > 297 Islam and religions originating in it > 297.2 Islam Doctrinal Theology, Aqaid and Kalam > 297.23 Eschatology in Islam |
Divisions: | Fakultas Ushuluddin dan Humaniora > 76231 - Ilmu Al-Quran dan Tafsir |
Depositing User: | Nur Rohmah |
Date Deposited: | 29 Mar 2016 08:05 |
Last Modified: | 27 Nov 2021 03:58 |
URI: | https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/5265 |
Actions (login required)
Downloads
Downloads per month over past year