Corak monoteisme Sunan Kalijaga dalam Suluk Linglung
Munif, Sendi Satriyo (2015) Corak monoteisme Sunan Kalijaga dalam Suluk Linglung. Undergraduate (S1) thesis, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang.
114111007.pdf - Accepted Version
Download (3MB) | Preview
Abstract
Agama Islam yang dianut oleh Sunan Kalijaga adalah agama Tauhid, dalam kepercayaan Islam yang berkembang di dalam masyarakat Jawa. Konsep ketuhanan Sunan Kalijaga juga di jelaskan di dalam suluk linglung. Dalam agama Islam penyebutan kata Tuhan identik dengan Allah. Allah dalam agama Islam adalah penyebutan Tuhan Yang Maha Esa. Keesaan Tuhan yang di jelaskan dalam suluk linglung adalah konsep monoteisme yang di pahami oleh masyarakat Jawa.
Pemahaman Sunan Kalijaga dalam menjelaskan kepada masyarakat Jawa menunjukan pemahaman akan corak monoteisme yang kemudian di jelaskan dalam suluk linglung. Agama yang dibawa mengandung titik temu yang sama. Agama mengajarkan kebahagiaan, mempunyai pencipta yang sama. Di masyarakat Jawa nama Tuhan identik tentang Sang Hyang Widhi, Sang Hyang Manon, Sang Hyang Agung, Sang Hyang Suksma, Gusti dan Sang Hyang Maha Sidhi merupakan istilah Hindu yang digunakan masyarakat Jawa. Penamaan Tuhan tersebut juga di jelaskan di dalam Suluk Linglung oleh Sunan Kalijaga. Sebagai penjelasan bahwa Nama Tuhan identik dengan sang Pencipta.
Penjelasan yang di jelaskan dalam suluk linglung akan konsep ketuhanan, corak monoteisme, penggambaran penamaan Tuhan oleh Sunan Kalijaga di sampaikan secara tersurat dan tersirat, sehingga dalam memahami harus menggunakan metode penafsiran yang sesuai dengan Sunan Kalijaga dan pemahaman yang di jelaskan Oleh Sunan Kalijaga. Metode hermeneutik Scheleimacher yang mengkaji tentang sosio-histori Sunan Kalijaga, memahami gramatikal teks/kata Sunan Kalijaga dan memahami pesan psikologi Sunan Kalijaga sehingga dapat memahami teks suluk linglung secara lebih mendalam.
Corak monoteisme Sunan Kalijaga dalam Suluk Linglung menceritakan bahwa Tuhan tidak bisa di deskripsikan dengan kata-kata, hanya Tuhan yang bisa mendeskripsikan Tuhan (Tan Kino Kinayangan). Penafsiran hermeneutik yang digunakan untuk memperjelas, bahwa Tuhan zaman dahulu yang menceritakan di berbagai waktu. Membuat sudut pandang bahwa Tuhan memiliki kesamaan yang sangat komplek dan mengarah ke satu Tuhan (monoteisme). Manusia menjadi lebih paham dalam beragama, bahwa Tuhan yang disembah memiliki kesaamaan. Begitu dengan Tuhan di dalam Suluk Linglung menceritakan keesaan Tuhan yang disembah, manusia diharapkan mampu mencerna penamaan dan pensifatan Tuhan yang telah ada dari zaman dahulu hingga sekarang, sehingga tidak salah arti dalam menafsirkan, sehingga dalam penyembahan Tuhan menjadi benar. Hal ini di dapat ketika Sunan Kalijaga mendapatkan ilmu makrifat yang memahamkan akan ketuhanan, dan mendapat pembelajaran mistik menjadikan Sunan Kalijaga menjadi pribadi yang sempurna dalam beragama.
Item Type: | Thesis (Undergraduate (S1)) |
---|---|
Additional Information: | Pembimbing: Dr. Zainul Adzfar, M. Ag.; Widiastuti, M. Ag. |
Uncontrolled Keywords: | Monoteisme; Tauhid; Budaya Jawa |
Subjects: | 200 Religion (Class here Comparative religion) > 210 Philosophy and theory of religion > 211 Concepts of God 200 Religion (Class here Comparative religion) > 290 Other religions > 297 Islam and religions originating in it > 297.2 Islam Doctrinal Theology, Aqaid and Kalam > 297.21 God and spiritual beings > 297.211 God / Allah |
Divisions: | Fakultas Ushuluddin dan Humaniora > 76237 - Aqidah Filsafat Islam |
Depositing User: | Nur Rohmah |
Date Deposited: | 28 Apr 2016 07:37 |
Last Modified: | 13 Jun 2021 02:14 |
URI: | https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/5376 |
Actions (login required)
Downloads
Downloads per month over past year