Ahwâl (Pengalaman Mistik) Pengikut Tarikat Qadiriyah wa Naqsabandiyah Piji Dawe Kudus

Adlina, Atika Ulfia (2012) Ahwâl (Pengalaman Mistik) Pengikut Tarikat Qadiriyah wa Naqsabandiyah Piji Dawe Kudus. Masters thesis, IAIN Walisongo.

[thumbnail of Atika_Tesis_Sinopsis.pdf]
Preview
Text
Atika_Tesis_Sinopsis.pdf - Accepted Version

Download (355kB) | Preview

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1. Ahwâl (pengalaman mistik) apa sajakah yang dialami oleh pengikut tarikat Qadiriyah wa Naqsabandiyah Piji Dawe Kudus? 2. Adakah keterkaitan antara suluk dengan jenis ahwâl (pengalaman mistik) pengikut tarikat Qadiriyah wa Naqsabandiyah Piji Dawe Kudus? dan 3. Adakah perbedaan intensitas ahwâl (pengalaman mistik) bagi masing-masing kelas pada pengikut tarikat Qadiriyah wa Naqsabandiyah Piji Dawe Kudus?

Jenis penelitian ini adalah field research (penelitian lapangan) dengan objek ahwâl (pengalaman mistik) yang diperoleh pengikut tarikat Qadiriyah wa Naqsabandiyah Piji Dawe Kudus. Objek yang secara rinci menjadi fokus penelitian ini adalah: 1.) Suluk atau amalan pengikut tarikat Qadiriyah wa Naqsabandiyah Piji Dawe Kudus yang secara teoretik menyebabkan terjadinya pengalaman mistik. 2.) Macam-macam Ahwâl (pengalaman mistik) yang dialami oleh pengikut Tarikat Qadiriyah wa Naqsabandiyah Piji Dawe Kudus. Teknik sampling yang akan digunakan untuk menjaring informan adalah purposive sampling yang mengacu pada persebaran kelas tingkatan dzikir laţâif. Data yang telah terkumpul melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi kemudian dianalisis dengan teknik analisis kualitatif dengan pendekatan fenomenologi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertama, motivasi yang mereka miliki untuk menjadi pengikut tarikat antara lain: ingin mendekatkan diri kepada Allah, kesesuaian olah nalar masyarakat dengan olah nalar ketarikatan, mencari ketenangan dalam hidup, mempersiapkan diri menghadapi kematian, adanya kharisma seorang guru dan pencarian rasa aman akan jaminan-jaminan tertentu dengan sistem taklid, adanya ikatan tertentu yang dapat melahirkan persatuan yang sangat kuat dan memenuhi kebutuhan manusia akan fitrah ketuhanan. Kedua, pengalaman mistik yang dirasakan oleh pengikut tarikat Qadiriyah wa Naqsabandiyah Piji Kudus diklasifikasikan sesuai dengan tingkatan dzikir laţâif yang mereka lakukan yakni: laţîfah al-qalb, laţîfah ar-rûh, laţîfah as-sirr, laţîfah khafiy, laţîfah akhfa, laţîfah an-nafsi dan laţîfah al-qâlib. Berdasarkan tingkatan dzikir laţâif tersebut didapat kesimpulan bahwa pada tingkat laţîfah al-qalb, laţîfah ar-rûh, pengalaman mistik yang dirasakan sama yakni tenang, khauf (takut) dan raja’ (harap). Pada tingkat laţîfah as-sirr, laţîfah khafiy, laţîfah akhfa, laţîfah an-nafsi¸ juga menghasilkan pengalaman mistik yang sama yakni tenang, khauf, raja’ dan rida. Sedangkan pada tingkat laţîfah al-qâlib, didapat pengalaman mistik seperti tenang, mahabbah (cinta), rindu, rida, gairah, al-uns (intim), al-khauf, dan raja’. Dengan demikian, ada keterkaitan antara suluk dan pengalaman mistik. Hal ini menyebabkan varian dari pengalaman mistik yang dirasakan pengikut tarikat Qadiriyah wa Naqsabandiyah Piji Dawe Kudus memiliki persamaan dan perbedaan di tiap tingkatan dzikir laţâifnya.

Item Type: Thesis (Masters)
Uncontrolled Keywords: Ahwâl (Pengalaman Mistik); Tarikat Qadiriyah wa Naqsabandiyah; Islamic Mysticism; Tarekat; Mystical Experience
Subjects: 200 Religion (Class here Comparative religion) > 290 Other religions > 297 Islam and religions originating in it > 297.4 Sufism
Divisions: Program Pascasarjana > Program Master (S2)
Depositing User: Miswan Miswan
Date Deposited: 16 Sep 2013 09:04
Last Modified: 16 Sep 2013 09:04
URI: https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/54

Actions (login required)

View Item
View Item

Downloads

Downloads per month over past year

View more statistics