Penyatuan almanak Hijriah nasional perspektif Nahdlatul Ulama
Muthohar, Ahmad Syarif (2015) Penyatuan almanak Hijriah nasional perspektif Nahdlatul Ulama. Undergraduate (S1) thesis, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang.
112111051.pdf - Accepted Version
Download (3MB) | Preview
Abstract
Problematika penentuan awal bulan dalam kalender hijriah kerap kali memunculkan keragaman dalam penetapannya. Salah satu solusi yang sedang ditempuh adalah penyatuan hisab dan rukyat yang selama ini dianggap berseberangan. Nahdlatul Ulama (NU) memiliki posisi penting dalam penyatuan kalender hijriah nasional. Penerapan metode rukyat yang didukung dengan kriteria imkan ar-rukyah 2-3-8 merupakan jalan tengah yang digunakan untuk menyatukan hisab dan rukyat dalam upaya penyatuan kalender hijriah. Titik temu permasalahan di Indonesia yaitu rukyat dapat diselaraskan dengan hisab, serta hasil hisab diverifikasi dengan pengamatan langsung di lapangan sehingga terjadi integrasi di antara keduanya dalam satu kriteria. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sudut pandang NU terkait penyatuan kalender hijriah nasional serta konsep yang ditawarkan oleh NU sebagai acuan penyatuan kalender hijriah.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan metode pengumpulan data berupa dokumentasi (kepustakaan/library research) dan wawancara untuk memperdalam konsep penyatuan kalender hijriah dari sudut NU. Analisa deskriptif dibangun dari data wawancara serta beberapa tulisan dari pihak internal maupun eksternal NU diharapkan mampu mengantarkan pada pemahaman mendalam tentang konsep penyatuan kalender hijriah nasional menurut NU. Hasil analisis menunjukkan bahwa penyatuan kalender hijriah dari sudut NU tetap mengedepankan metode rukyat tanpa melupakan metode hisab sebagai pembantu dan kontrol. Dalam hal ini NU masih tetap menggunakan kriteria yang pernah disepakati yaitu imkan ar–rukyah dengan ketinggian hilal minimal 2°, elongasi 3°, dan umur Bulan minimal 8 jam setelah terjadinya ijtimak. Adapun mengenai konsep yang ditawarkan NU apabila kalender ingin disatukan harus memenuhi: 1) Aspek syar’iyah dalam bentuk pelaksanaan rukyatulhilal; 2) Aspek astronomis, dengan selalu memperhatikan kriteria imkan ar-rukyah yang ada; 3) Aspek geografis yaitu rukyat yang digunakan adalah hasil rukyat nasional atau dalam negeri; 4) Aspek siyasah, bahwa kalender itu harus ditetapkan oleh Pemerintah dalam hal ini Menteri Agama RI.
Item Type: | Thesis (Undergraduate (S1)) |
---|---|
Additional Information: | Pembimbing: Prof. Dr. H. Muslich Shabir, MA.; Ahmad Syifaul Anam, S.HI., MH. |
Uncontrolled Keywords: | Kalender Hijriah; Imkan rukyah |
Subjects: | 200 Religion (Class here Comparative religion) > 290 Other religions > 297 Islam and religions originating in it > 297.2 Islam Doctrinal Theology, Aqaid and Kalam > 297.26 Islam and secular disciplines > 297.265 Islam and natural science (Incl. Islamic Astronomy/Ilmu Falak) 500 Natural sciences and mathematics > 520 Astronomy and allied sciences > 528 Ephemerides |
Divisions: | Fakultas Syariah dan Hukum > 50202 - Ilmu Falak |
Depositing User: | Nur Rohmah |
Date Deposited: | 17 May 2016 08:40 |
Last Modified: | 12 Jun 2021 06:41 |
URI: | https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/5550 |
Actions (login required)
Downloads
Downloads per month over past year