Pada tahun 2010 di Pengadilan Agama Demak, terdapat kasus pengangkatan anak yang dilakukan pemohon I dan pemohon II yang juga merupakan kakek-nenek kandung dari anak yang ingin diangkat, diantara faktor penyebab melakukan pengangkatan anak karena ibu kandung dari anak tersebut belum mempunyai pekerjaan dan masih kuliyah, tetapi dalam putusan pengadilan Agama Demak No. 0033/Pdt.P/2010/PA.Dmk. tentang pengangkatan anak yang dilakukan oleh kakek-neneknya terdapat perbedaan pendapat (dissenting opinion) dari hakim ketua, karena hakim dalam melakukan proses penyelesaian persidangan putusan di Pengadilan ketika tahap musyawarah untuk menjatuhkan putusan hakim itu mempunyai kebebasan berpendapat sesuai kemandirian hakim, keyakinan, pengalaman hidup dan ilmu pengetahuan sehingga bisa menyebabkan tejadinya dissenting opinion.
Maka yang menjadi perumusan masalah yaitu: Apa sebab terjadinya dissenting opinion dalam proses penyelesaian persidangan putusan di Pengadilan Agama Demak No: 0033/Pdt.P/2010/PA.Dmk tentang pengangkatan anak? Bagaimana pertimbangan hakim dalam memutus perkara dengan perbedaan pendapat (dissenting opinion) dalam perkara No: 0033/Pdt.P/2010/PA.Dmk. Tentang pengangkatan anak?
Penelitian ini merupakan jenis penelitian dokumentasi, penelitian yang dilakukan untuk menelaah dahan-bahan yang berupa dokumen putusan pengadilan dan buku penunjang berupa sumber lainnya yang relevan dengan topik yang dikaji. Sumber data primernya yaitu data yang diambil dari data dalam bentuk dokumen putusan pengadilan yaitu putusan Pengadilan Agama Demak No: 0033/Pdt.P/2010/PA.Dmk sedangkan sumber data sekundernya yaitu literatur lainnya yang relevan dengan judul di atas. Dalam pengumpulan data ini penulis menggunakan dokumentasi dan Interview (wawancara) dengan analisis data kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa putusan Pengadilan Agama Demak No: 0033/Pdt.P/2010/PA.Dmk. tentang pengangkatan anak yang dilakukan oleh kakek-neneknya sendiri karena ibu kandung dari anak tersebut masih kuliah dan belum mempunyai pekerjaan karena waktu kuliah mempunyai hubungan layaknya suami istri dengan lelaki diluar nikah sehingga melahirkan anak, tetapi ibu kandung dari anak tersebut tidak sanggup mendidik, memelihara dan memberi nafkah, maka kakek-nenek dari anak itu mengajukan permohonan kepada Pengadilan Agma Demak untuk mengangkat anak tersebut, karena menurut para pemohon anak itu lebih terjamin kehidupannya diasuh para pemohon dibandingkan diasuh oleh ibu kandungnya anak itu yang merupakan orang tua tunggal (single parent), masih kuliyah dan belum mempunyai pekerjaan tetap, tetapi dalam putusan ini terdapat perbedaan pendapat (dissenting opinion) dari hakim ketua yang menyatakan permohonan dapat diterima sedangkan menurut kedua hakim anggota permohonan tidak dapat diterima, maka dalam putusan ini jatuh pada pendapat yang menyatakan permohonan tidak dapat diterima karena apabila dalam putusan terdapat perbedaan pendapat (dissenting opinion) maka putusan diambil suara terbanyak.