Poligami bawah tangan adalah pernikahan yang dilakukan oleh seorang laki-laki menikahi lebih dari seorang wanita yang pernikahannya tidak dicatatkan secara resmi.Pernikahan poligami bawah tangan yang di lakukan beberapa orang di jepara khususnya di desa jambu kecamatan mlonggo kabupaten jepara berdasarkan penelitian yang di lakukan oleh penulis pernikahannya hanya lewat jalan Sirri atau pernikahan keduanya itu tidak dicatatkan secara resmi sesuai dengan UU No 1 tahun 1974 tentang perkawinan.
Peneliti ini bertujuan untuk meneliti:(1).Bagaimana praktek poligami Bawah Tangan di Desa Jambu Kecamatan Mlonggo Kabupaten Jepara dan faktor-faktor yang mengakibatkan warga desa Poligami bawahtangan? (2)Sejauhmana pengaruh poligami Bawah Tangan Terhadap Nafkah Anak di Desa Jambu Kecamatan Mlonggo Kabupaten Jepara?
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan yang di dasarkan pada studi kasus mengenai analisis tentang poligami bawah tangan dan pengaruh terhadap nafkah anak studi kasus di Desa Jambu Kecamatan Mlonggo Kabupaten Jepara, Penelitian ini adalah penelitian lapangan (file risearch) yang bersifat deskriptif- analitis, pengumpulan data yang dilakukan dengan cara observasi, permasalahan yang diteliti. Kemudian data-data yang diperoleh peneliti dianalisis menggunakan analisis kualitatif, dengan kerangka berfikir deduktif dan induktif yaitu peneliti akan menganalisis fakta-fakta yang terjadi dilapangan terkait permasalahan analisis tentang poligami bawah tangan dan pengaruhnya terhadap nafkah anak di Desa Jambu Kecamatan Mlonggo Kabupaten Jepara.
Dalam analisa ini di ambil kesimpulan bagaimana praktek poligami bawah tangan dan pengaruh terhadap nafkah anak yang orang tuanya melakukan poligami bawah tangan di Desa Jambu Kecamatan Mlonggo Kabupaten Jepara, Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan normatif-yuridis.Hasil peneliti ini menunjukkan bahwa poligami yang dilakukan di Desa Jambu Kecamatan Mlonggo Kabupaten Jepara adalah poligami bawah tangan, karena mereka percaya poligami itu merupakan Sunnah Nabi dan adanya anggapan masyarakat bahwa (perkawinan) tetap dipandang sah walaupun tidak dicatatkan. Padahal itu menimbulkan banyak permasalahan bagi kehidupan rumah tangga yang di dalamnya terjadi praktek poligami. Pengaruh Poligami Bawah Tangan di Desa Jambu yang sering menimbulkan pertengkaran di antara isteri-isteri yang dimadu sering pula merambat kepada anak-anak mereka, jadi anak-anak saudara seayah itu bermusuhan dan saling membenci. Dalam hal ini ayahlah yang banyak terganggu ketenangan dan kebahagiaan hidupnya di dalam rumah tangga. Demikian juga pendidikan anak-anaknya terlantar karena orang tuanya tidak memperhatikan pendidikan orang anaknya disebabkan pikirannya tidak tenang disibukkan dengan bagaimana cara merebut hati suami supaya lebih di sayang dari pada isteri lainnya, pihak suamipun sibuk dengan mengatur bagaimana membagi giliran supaya adil. Akibatnya pendidikan anaknya terbengkalai. Sebagaimana yang terjadi atas beberapa keluarga poligami di Desa Jambu. Bahwa pembinaan anak tidak lagi mendapati perhatian penuh dari orang tua, terutama dari ayah yang melakukan poligami, akibatnya anak menjadi liar dalam pergaulannya dan lebih-lebih perilaku anak tidak lagi terkontrol oleh orang tua. Kebanyakan dari anak-anak tersebut lalu mencari pelarian lain, seperti pergaulan bebas dan sebagainya. Hal ini disebabkan karena merekan kurang mendapatkan perhatian dari orang tua terutama ayahnya yang harus membagi waktu untuk isteri lain atau malah sama sekali ia tidak ada lagi komunikasi dengan anaknya.