Penelitian ini dimaksudkan untuk menjawab permasalahan : (1) Bagaimana penerapan metode modeling the way pada mata pelajaran fikihmateri tata cara shalat berjamaah di kelas II SD Nurul Islam Purwoyoso Semarang?, (2) Apakah terdapat peningkatan prestasi belajar siswa kelas II SD Nurul Islam dalam pembelajaran fikihmateri tata cara shalat berjamaah melalui penerapan Metode Modeling The Way?.
Permasalahan tersebut dibahas melalui penelitian tindakan kelas yang dilakukan melalui dua siklus dengan setiap siklus tahapannya adalah perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Data penelitian diperoleh melalui metode tes, observasi, wawancara dan dokumentasi hasil tindakan maupun data dari sekolah, sehingga dengan penelitian tindakan kelas ini akan diketahui peningkatan atau penurunan prestasi belajar siswa pada tiap siklusnya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Penerapan metode modeling the way pada mata pelajaran fikih materi tata cara shalat berjamaah di kelas II SD Nurul Islam Purwoyoso Semarang dilakukan dengan mempersiapkan skenario pembelajaran dan alat bantu pembelajaran seperti instrumen tes nilai hasil belajar dan instrumen keaktifan belajar siswa, juga media pembelajaran, selanjutnya dilakukan tindakan proses pembelajaran dengan cara menyuruh untuk membuat skenario praktek shalat berjamaah dalam kerja kelompok 4-5 pada siklus I dan II, selanjutnya setiap kelompok melakukan modeling the way shalat berjamaah di depan, kemudian
kelompok atau pasangan lain mengomentarinya, terakhir di evaluasi. Pada tahap tindakan ini kolaborator mengamati aktivitas belajar siswa, setelah didapatkan hasil kemampuan dan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran fikih materi tata cara shalat berjamaah kemudian peneliti dan kolaborator merefleksi kegiatan pembelajaran dan melakukan perbaikan untuk dilakukan pada siklus berikutnya. 2) Penerapan metode modeling the way pada pembelajaran fikih materi tata cara shalat berjamaah di kelas II SD Nurul Islam Purwoyoso Semarang dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini ditunjukkan dengan prosentase peningkatan hasil belajar dan keaktifan belajar siswa. Tingkat keaktifan siswa mengalami peningkatan pada tiap siklusnya. Pada siklus I tingkat keaktifan siswa pada kategori aktif sekali dan aktif ada 8 siswa atau (40%) , sementara pada siklus II mengalami peningkatan yang signifikan menjadi 18 siswa atau (90%). Hasil ini telah melanpaui indikator yang ditentukan yaitu ≥80%. Sementara pada hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan signifikan. Kondisi awal pra siklus terdapat 15 siswa (75%) yang memperoleh nilai dibawah KKM, sementara 5 siswa (25%) yang memperoleh nilai di atas KKM. Pada siklus I siswa yang memperoleh nilai di atas KKM sebanyak 10 siswa (50%) dan siswa yang memperoeh nilai di bawah KKM adalah 10 siswa (50%). Pada siklus II mengalami peningkatan lagi, jumlah siswa yang memperoleh nilai di atas KKM sebanyak 19 siswa (95%), sedangkan yang masih dibawah KKM hanya 1 siswa (5%). Prosentase yang 95% ini sudah melebihi indikator yang ditentukan yaitu jumlah siswa yang mencapai nilai KKM sekolah mencapai ≥80% dari seluruh jumlah siswa.