Pengamalan ajaran agama Islam pegawai meningkat tidak lahir dengan sendirinya melainkan dibangun dan dibentuk salah satunya menggunakan pembinaan rohani Islam yang di laksanakan petugas Bina Rohani Islam RS. Islam Surakarta dengan harapan dapat mendorong seseorang untuk berperilaku jujur, menempati janji, menjaga amanat, dan sebagainya. Untuk mengarahkan pegawai kepada prestasi diperlukannya motivasi (dorongan). Dengan adanya motivasi tersebut seseorang akan lebih terfokus dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Dengan standarisasi yang telah ditetapkan oleh SUB BAGIAN SYIDAMAR RS. Islam Surakarta, maka akan terlihat peningkatan pengamalan ajaran agama Islam dari pegawai. Dukungan dari seluruh pegawai yang ada di RS. Islam Surakarta dalam melaksanakan pembinaan rohani Islam ini sangat diperlukan.
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pertama, untuk mengetahui peran pembinaan rohani Islam untuk meningkatkan pengamalan ajaran agama Islam pegawai. Kedua, untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan pembinaan rohani Islam untuk meningkatkan pengamalan ajaran agama Islam pegawai. Teknik pengumpulan data dengan metode wawancara, observasi dan dokumentasi. Sumber data diperoleh dari sumber data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui petugas pembinaan rohani Islam, pegawai dan ketua bagian SYIDAMAR. Sedangkan data sekunder diperoleh melalui dokumen-dokumen grafis (tabel, catatan, notulen rapat, SMS, dan lain-lain), foto-foto, film, rekaman video, benda-benda dan lain-lain yang dapat memperkaya data primer. Analisis data dilakukan sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan dan setelah selesai dari lapangan. Bahan kepustakaan akan dilakukan analisis isi. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang berusaha mendeskripsikan peran pembinaan rohani Islam untuk meningkatkan pengamalan ajaran agama Islam pegawai.
Adapun hasil penelitian ini yaitu: 1. Pembinaan rohani Islam memiliki peran penting dalam meningkatkan pengamalan ajaran agama Islam pegawai di RS. Islam Surakarta, yaitu dengan memberikan pelatihan dan penilaian sesuai standarisasi pemahaman keagamaan yang telah ditentukan. Pengamalan ajaran agama Islam meningkat apabila terdapat motivasi (dorongan) dan adanya kemampuan individu dalam melaksanakan pencapaian standarisasi. Motivasi (dorongan) diperoleh dari pembinaan rohani Islam yang telah dilaksanakan oleh pegawai yang bersangkutan. 2. Faktor pendukung pembinaan rohani Islam di RS. Islam Surakarta dapat dibuktikan dengan kualitas SDM dan materi yang disampaikan. Sedangkan yang menjadi faktor penghambat pembinaan rohani Islam di RS. Islam Surakarta yaitu pegawai tidak aktif dalam mengikuti pembinaan rohani Islam yang diselengarakan oleh SYIDAMAR.