Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana strategi komunikasi yang ditempuh oleh komunitas muslimah Hijabers Semarang dalam usaha meningkatkan minat berhijab melalui syiar di kalangan muslimah muda khususnya di Semarang.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Metode pengumpulan data yang digunakan berupa observasi, wawancara, dan dokumentasi. Wawancara dilakukan dengan Hijabers Semarang yang terdiri dari komite dan anggota. Observasi dilakukan untuk mengamati hal yang berkaitan dengan komunitas Hijabers Semarang dan dokumentasi foto subyek selama mengikuti serta mengamati kegiatan komunitas Hijabers Semarang. Adapun metode analisis data menggunakan analisis deskriptif kualitatif, untuk memaparkan tentang bagaimana strategi komunikasi yang dilakukan Hijabers Semarang dalam mensyiarkan hijab pada muslimah muda di Semarang.
Hasil penelitian adalah dalam menerapkan strategi komunikasi Hijabers Semarang belum seutuhnya menggunakan strategi komunikasi, karena tidak mempunyai landasan yang terstruktur dalam hal pemilihan media dan khalayak serta dalam proses evaluasi. Akan tetapi, proses yang terjadi telah berhasil mengubah minat muslimah muda untuk menggunakan hijab. Dalam menyusun strategi komunikasi, Hijabers Semarang mengenal khalayak dengan cara survei atau mendatangi langsung sasaran dan mengomunikasikan dengan pihak sasaran. Pada penyusunan pesan, Hijabers Semarang mengangkat tema yang sedang aktual di kalangan muslimah muda, sehingga hal ini menjadikan nilai tambahan bagi Hijabers Semarang di kalangan muslimah muda itu sendiri. Metode yang digunakan Hijabers Semarang dalam menyampaikan syiar hijab pada muslimah muda adalah dengan metode Redundancy, dengan menyebarkan broadcast berulang-ulang kali agar mudah diingat oleh muslimah muda. Canalizing, dengan terjun langsung ke lapangan yang melibatkan anggota dan komite Hijabers Semarang, untuk dapat menentukan dan mengidentifikasi persamaan dan perbedaan sehingga Hijabers Semarang lebih mudah melakukan penyesuaian dengan khalayak. Persuasif, pada kegiatan hijab and beauty class dan Gerakan Seribu Kerudung, khalayak dipengaruhi dengan jalan membujuk dan digugah baik pikiran maupun perasaan. Edukatif, dengan cara memberikan pendidikan melalui pengajian rutin bulanan. Informatif, dengan cara menyebarkan informasi melalui talkshow dan broadcast mengenai hijab dan ajaran Islam. Sedangkan dalam pemilihan media, Hijabers Semarang memanfaatkan berbagai media sosial seperti facebook, twitter, instagram, dan web blog.