Pembiayaan bermasalah/ Non Performing Financing (NPF) muncul dari adanya penyaluran dana yang dilakukan oleh bank kepada nasabahnya. Pembiayaan ini didasarkan kepada transaksi bisnis yang tidak tunai, sehingga menimbulkan kewajiban-kewajiban pembayaran. Tingkat NPF yang tinggi berdampak buruk terhadap perbankan, diantaranya menurunnya keuntungan bank, berkurangnya kepercayaan nasabah dengan bank, dan menghambat bank untuk tumbuh. Maka dari itu perlu dilakukan manajemen strategis dalam mengantisipasi NPF demi tercapainya tujuan perbankan sebagaimana mestinya.
Penelitian ini akan mengungkap manajemen strategis dalam mengantisipasi NPF dan faktor penyebabnya. Sehingga dapat mengevaluasi perkembangan pembiayaan bermasalah sekaligus memberikan solusi dalam menentukan strategi-strategi untuk menekan prosentase NPF pada masa yang akan datang.
Jenis penelitian ini adalah kualitatif, sumber data primer dan pengumpulan data terdiri dari : Pertama, informasi (wawancara) Direktur, Manajer, Account Officer (AO) PT. BPRS dengan studi kasus di PT. BPRS Asad Alif Sukorejo Kendal dan PT. BPRS PNM Binama Kota Semarang. Kedua, dokumentasi berupa company profile. ketiga, Observasi dalam menganalisis pengajuan pembiyaan calon nasabah. Sumber data sekunder penelitian ini berasal dari laporan keuangan publikasi Bank Indonesia, Peraturan Otoritas Jasa Keuangan, Peraturan Bank Indonesia, UU No. 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, referensi dari buku-buku tentang manajemen strategis dan perbankan syariah antara lain: Management Strategis karya J. David Hunger, Thomas L. Wheelen, Manajemen Stratejik karya Sondang S. Siagian, Pembiayaan Bank Syariah karya Wangsawidjaja, Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah di Bank Syariah karya Fathurrahman Djamil dan jurnal yang terkait dengan masalah penelitian ini.
Analisis penelitian ini dengan pendekatan descriptive comparative yaitu dengan membandingkan manajemen strategis dalam mengantisipasi pembiayaan bermasalah antara PT. BPRS Asad Alif Sukorejo Kendal dan PT. BPRS PNM Binama Kota Semarang dan penyebab pembiayaan bermasalahnya.
Penelitian ini menghasilkan kesimpulan: Pertama, penerapan manajemen strategis dalam mengantisipasi pembiayaan bermasalah di PT. BPRS Asad Alif Sukorejo Kendal cukup berhasil, karena dapat menekan NPF dari tahun 2015 sebesar 26,23% di tahun 2016 menurun menjadi sebesar 14,81%. Sedangkan PT. BPRS PNM Binama Kota Semarang masih dapat menekan NPF, akan tetapi mengalami kenaikan dari tahun 2015 sebesar 7,86% di tahun 2016 naik menjadi 10,85%. Kedua, faktor-faktor penyebab pembiayaan bermasalah lebih dominan pada faktor internal, yaitu analisa calon nasabah pembiayaan kurang tajam dan mendalam serta akibat keharusan menerapkan prinsip toleransi yang tinggi untuk menjaga kepercayaan masyarakat terutama masyarakat pedesaan.