Studi analisis pemikiran Thomas Djamaluddin tentang waktu puasa di daerah dekat kutub
Mukaromah, Ilmi (2016) Studi analisis pemikiran Thomas Djamaluddin tentang waktu puasa di daerah dekat kutub. Undergraduate (S1) thesis, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang.
COVER.pdf - Accepted Version
Download (983kB) | Preview
BAB I.pdf - Accepted Version
Download (561kB) | Preview
BAB II.pdf - Accepted Version
Download (820kB) | Preview
BAB III.pdf - Accepted Version
Download (852kB) | Preview
BAB IV.pdf - Accepted Version
Download (979kB) | Preview
BAB V.pdf - Accepted Version
Download (140kB) | Preview
DAFTAR PUSTAKA.pdf - Bibliography
Download (129kB) | Preview
LAMPIRAN.pdf - Supplemental Material
Download (6MB) | Preview
Abstract
Waktu puasa adalah dari terbitnya fajar sampai terbenam Matahari. Berangkat dari itu, timbul beberapa persoalan yang menimbulkan perdebatan yakni berkaitan dengan waktu puasa di daerah dekat kutub karena siang bisa terjadi terus-menerus selama berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan, karena Al-Qur’an dan hadis tidak membahasnya, ulama pun belum bersepakat pada satu hukum.
Penelitian ini akan menganalisis pemikiran Thomas Djamaluddin tentang waktu puasa di daerah dekat kutub melalui tinjauan astronomi dan fikih, di mana pendapat Thomas Djamaluddin berbeda dengan kebanyakan pendapat para ahli. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan metode library research, di mana sumber primer berupa wawancara dengan Thomas Djamaluddin, sedangkan sumber sekundernya adalah buku Menggagas Fiqih Astronomi karya Thomas Djamaluddin, buku-buku yang berkaitan dengan ilmu falak, artikel-artikel, maupun laporan-laporan hasil penelitian yang berkaitan dengan topik penelitian dan buku-buku keislaman lainnya. Selanjutnya data-data tersebut dipelajari dan dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif-analitis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsep waktu puasa di daerah dekat kutub menurut Thomas Djamaluddin mengikuti waktu daerah setempat melalui perhitungan lintang, bujur dan zona waktu. Apabila tidak terjadi peristiwa matahari terbenam atau terbit , maka puasa harus diistikmalkan menjadi 30 hari. Lintang lebih dari 48 derajat merupakan batas awal daerah yang mengalami senja dan fajar bersambung (continous twilight). Penentuan waktu puasa menggunakan program jadwal salat menggunakan waktu subuh untuk mengakhiri sahur dan waktu magrib untuk berbuka. Penggunakan jadwal waktu salat pada waktu puasa ditentukan dari perhitungan daerah tertentu yang tidak teridentifikasi menggunakan waktu normal setempat, sebelum dan sesudah waktu ekstrem dengan menggunakan jam. Ditinjau dari ilmu astronomi, data-data dan ketentuan untuk mengetahui posisi Matahari di suatu daerah, lintang tempat, bujur tempat yang digunakan oleh Thomas Djamaludin adalah benar dan juga memudahkan untuk mengidentifikasi ada atau tidaknya waktu salat di daerah-daerah tertentu dengan menggunakan program jadwal salat. Thomas Djamaluddin juga menggunakan waktu daerah. Ditinjau dari ilmu fikih, pengqiyasan Thomas Djamaluddin dalam menyamakan keadaan di daerah dekat kutub dengan hadis Nabi akan datangnya Dajjal yang saat itu malam terasa panjang atau siangnya terasa panjang merupakan qiyas yang tidak bisa diterima.
Item Type: | Thesis (Undergraduate (S1)) |
---|---|
Additional Information: | Pembimbing: Dr. Rupi’i Amri, M. Ag.; Drs. H. Maksun, M. Ag. |
Uncontrolled Keywords: | Waktu puasa; Daerah kutub |
Subjects: | 200 Religion (Class here Comparative religion) > 290 Other religions > 297 Islam and religions originating in it > 297.2 Islam Doctrinal Theology, Aqaid and Kalam > 297.26 Islam and secular disciplines > 297.265 Islam and natural science (Incl. Islamic Astronomy/Ilmu Falak) |
Divisions: | Fakultas Syariah dan Hukum > 50202 - Ilmu Falak |
Depositing User: | Nur Rohmah |
Date Deposited: | 25 Apr 2017 03:11 |
Last Modified: | 26 Jun 2021 03:00 |
URI: | https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/6745 |
Actions (login required)
Downloads
Downloads per month over past year