Jual beli merupakan suatu perjanjian tukar menukar benda yang dilakukan atas dasar sukarela diantara kedua belah pihak, yaitu penjual dan pembeli. Dalam jual beli, ada rukun dan syarat yang harus dipenuhi, sehingga jual beli dapat dikatakan sah oleh syara’. Salah satu rukun jual beli yaitu adanya barang. Selain itu,, adanya syarat terkait barang yaitu barang yang diperjualbelikan diketahui baik kualitas, zat, dan kuantitasnya. Dalam jual beli harus dilandasi keinginan agar orang lain mendapatkan kebahagiaan dan kebaikan. Jual beli tidak boleh mengandung unsur keterpaksaan dan unsur ketidakjelasan. Namun, dalam praktiknya, rukun dan syarat jual beli terkadang tidak terpenuhi.

Skripsi ini berjudul, “ Studi Analisis Hukum Islam Terhadap Praktek Jual Beli Jengkol Dengan Cara Satu Kali Akad Untuk Beberapa Kali Musim (Studi Kasus di Desa Gerit Kecamatan Cluwak Kabupaten Pati) memiliki 2 rumusan masalah yaitu : 1) Bagaimana pelaksanaan jual beli jengkol dalam satu kali akad untuk beberapa kali musim di Desa Gerit Kecamatan Cluwak Kabupaten Pati ? 2) Bagaimana tinjauan Hukum Islam terhadap praktek jual beli jengkol dalam satu kali akad untuk beberapa kali musim di Desa Gerit Kecamatan Cluwak Kabupaten Pati ?

Jenis penelitian ini adalah penelitian normatif empiris, untuk mencapai tujuan tersebut menggunakan penedekatan kualitatif yang bersifat deskriptif yaitu penelitian yang bertujuan memberikan penelitian terhadap keadaan atau fenomena sosial yang berhubungan dengan praktik jual beli jengkol ini. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Peneliti menganalisa data yang diperoleh dengan cara deskriptif kualitatif yaitu analisis yang menggambarkan keadaan atau fenomena dengan kata-kata atau kalimat, kemudian dipisahkan menurut kategori untuk memperoleh kesimpulan.

Berdsarkan penelitian bahwa jual beli jengkol ini boleh dilakukan karena termasuk kategori jual beli gharar yang diperbohkan. Jual beli ini tidak terpenuhi syarat dan rukun rukun jual beli. Terkait dengan rukun, tidak ada barang yang diperjualbelikan, karena pada saat akad, buah jengkol belum nampak. Adapun terkait dengan syarat, jual beli jengkol ini masih samar dalam hasil yang didapat baik kualitas, zat, dan kuantitasnya. Kerugian jarang terjadi karena pembeli sudah meminimalisir harga dengan perbedaan ditiap musimnya. Apabila terjadi kerugian yang dialami oleh pembeli, maka penjual tidak memberikan ganti rugi. Praktik jual beli ini sudah menjadi kebiasaan masyarakat Desa Gerit.