Dewasa ini, masyarakat sering diperlihatkan oleh fenomena-fenomena sosial mengenai seorang pemimpin. Banyak pemimpin yang berkuasa tanpa sandaran moral dan akhlak dalam menjalankan roda kepemimpinannya. Ironisnya, banyak pemimpin-pemimpin yang terjerat berbagai kasus. Film “Rudy Habibie” memberikan gambaran jiwa kepemimpinan seorang pemimpin dalam menjalankan roda kepemimpinan dapat dijadikan teladan. Sutradara Hanung Bramantyo melihat sosok Habibie dengan prestasi dan karakternya dapat dijadikan panutan masyarakat dengan membuat film mengenai Habibie. Perjuangan seorang anak bangsa yang ingin mewujudkan mimpinya terhadap kecintaannya pada tanah air Indonesia yang digambarkan dalam sebuah film. Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti merumuskan permasalahan sebagai berikut: Nilai-nilai kepemimpinan Islami apa saja yang terdapat dalam film Rudy Habibie dan Bagaimana kepemimpinan Islami digambarkan dalam film Rudy Habibie. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai kepemimpinan Islami yang terdapat dalam film Rudy Habibie dan untuk mengetahui bagaimana kepemimpinan Islami digambarkan dalam film Rudy Habibie.
Jenis penelitian menggunakan penelitian kualitatif. Pendekatan yang penulis gunakan untuk mengetahui nilai-nilai kepemimpinan Islami dalam film Rudy Habibie serta bagaimana kepemimpinan Islami digambarkan dalam film Rudy Habibie adalah semiotik Roland Barthes. Dalam menganalisis, peneliti mendeskripsikan data yang terkumpul dari film Rudy Habibie. Kemudian, tanda yang digunakan dalam film Rudy Habibie akan diinterpretasikan sesuai dengan bagian-bagian tayangan nilai-nilai kepemimpinan Islami, maka makna film tersebut dapat dipahami baik secara denotasi, konotasi maupun mitologi.
Hasil penelitian menunjukkan, terdapat empat macam nilai kepemimpinan Islami yang terkait karakteristik-karakteristik seorang pemimpin sebagaimana yang terdapat pada diri Rasulullah SAW dalam film Rudy Habibie yaitu: Pertama, Siddiq yang digambarkan dalam scene 35 dan scene 55. Kedua, Tabligh yang digambarkan dalam scene 45 dan scene 50. Ketiga, Amanah yang digambarkan dalam scene 52 dan scene 53. Keempat, Fathonah digambarkan dalam scene 12, 28, 29 dan 69. Adapun scene 36 yang menunjukkan karakteristik sifat siddiq dan tabligh.