Pers Mahasiswa merupakan wahana komunikasi massa yang menjalankan kegiatan jurnalistik, para jurnalisnya adalah mahasiswa dan berada di lingkungan perguruan tinggi. Pers mahasiswa juga sebagai tempat belajar jurnalistik sebelum terjun sebagai profesional. Pers mahasiswa seharusnya menerapkan Kode Etik Jurnalistik Dewan Pers yang berlaku secara nasional, menjadi rambu-rambu bagi jurnalis untuk melindunginya dalam menjalankan tugas. Kode etik diperlukan untuk mencegah perbuatan yang tidak diinginkan atau tidak etis oleh jurnalis demi menjaga nama baik media di masyarakat.
Tujuan dalam penelitian ini untuk mendeskripsikan, dan menganalisis penerapan Kode Etik Jurnalistik dalam laporan pers mahasiswa khususnya tabloid Amanat edisi 118-123. Enam edisi terdiri dari 27 berita dengan penjabaran 13 laporan utama, 11 laporan pendukung, dan tiga laporan khusus.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan analisis isi semantik oleh Klauss Kripendorf, penulis menganalisis laporan utama, laporan pendukung, dan laporan khusus di tabloid Amanat edisi 118-123 dengan menganalisis seberapa sering karakterisasi tertentu dirujuk. Data yang ada kemudian dideskripsikan dengan kalimat dan disimpulkan. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah teknik dokumentasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tabloid Amanat yang dikelola mahasiswa dari berbagai fakultas di UIN Walisongo belum sepenuhnya mematuhi Kode Etik Jurnalistik Dewan Pers. Wartawan mahasiswa masih melakukan pelanggaran terutama pada pasal 1, 2, 3, dan 8. Berimbang dalam memilih narasumber dan dalam penulisan belum sepenuhnya diterapkan, nama narasumber juga seharusnya ditulis secara jelas kecuali untuk menjaga keselamatan narasumber, dan wartawan tidak seharusnya menuliskan berita sesuai dengan prasangkanya.