Judul penelitian ini adalah Strategi Dakwah Takmir Masjid Al-Amien Perumahan Graha Mukti Tlogosari Semarang, permasalahan dalam penelitian ini adalah pertama bagaimana gambaran keadaan Masjid Al-Amien Perumahan Graha Mukti Tlogosari kulon Semarang?, kedua apa yang dilakukan takmir Masjid Al-Amien di Perumahan Graha Mukti Tlogosari Kulon Semarang agar jama’ah ikut berpartisipasi dalam pembangunan?, dan ketiga apa faktor pendukung dan penghambat dalam melaksanakannya?
Tujuan penelitian ini adalah pertama untuk menjelaskan keadaan Masjid Al-Amien Perumahan Graha Mukti Tlogosari Semarang, kedua untuk menjelaskan mengenai bagaimana upaya yang dilakukan oleh takmir Masjid Al-Amien Perumahan Graha Mukti Tlogosari Semarang agar jama’ah ikut berpartisipasi dalam pembangunan dan ketiga untuk menjelaskan mengenai apa yang mendukung dan menghambat dalam pelaksanaan tersebut.
Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan bersifat kualitatif, dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Secara subtansi hasil penelitian ini akan dianalisis dengan manajemen dakwah khususnya yang terkait dengan strategi dakwah. Data yang didapat kemudian dianalisis melalui analisis data dengan analisis induksi yaitu bertolak dari problem atau pertanyaan atau isu spesifik yang dijadikan fokus penelitian. Data dikumpulkan dan dianalisis untuk mengembangkan deskriptif penelitiannya, sehingga dengan model analisis induksi tersebut konteksnya akan lebih mudah dideskripsikan.
Masjid Al-Amien merupakan masjid yang tertak di perumahan Graha Mukti Kelurahan Tlogosari Kulon Kecamatan Pedurungan Kota Semarang yang meliputi RW 23, 24, 25, dan 26. Ide pendirian masjid ini berawal dari keinginan warga Muslim yang berada di Perumahan Graha Mukti untuk memiliki tempat ibadah sendiri. Keinginan ini kemudian disambut oleh beberapa tokoh Muslim, yang kemudian membentuk panitia kecil pendirian masjid pada tahun 1987 dan pada tahun 1988 akhirnya Masjid Al-Amien dapat terwujud. Perkembangan zaman semakin maju dan kebutuhan jamaah semakin meningkat melihat kondisi Masjid Al-Amien yang lama dianggap kurang memadai yaitu hanya berlantai satu dilengkapi TPQ dan PAUD berlantai dua. Luas lantai untuk jamah shalat sekitar 350-400 jamaah. Maka dari itu pengurus takmir berinisiatif untuk membangun masjid yang memadai dari segi kualitas maupun kuantitas.
Masjid Al-Amien juga mengupayakan agar jamaah antusias berpartisipasi dalam pembangunan masjid dengan cara: Partisipasi ummat dan kerja keras panitia yang dimotori oleh takmir melalui berbagai cara, dan sosialisasasi, Melibatkan ummat dalam rangka penggalangan dana yang jumlahnya tidak sedikit (3,2 Milyar rupiah). Disamping bentuk partisipasi lain berupa sumbangan material, sumbangan tenaga, pemikiran, dan tidaklah pentingnya adalah doa dan Strategi penggalangan dananya dilakukan dengan berbagai cara yang diupayakan agar partisipasi ummat dan masyarakat dapat dijangkau seluas-luasnya melalui kelompok-kelompok majlis ta’lim, ketua RT/RW, dan remaja di lingkungan perumahan Graha Mukti melalui berbagi skema: Donatur tetap (dengan kartu donatur tetap bulanan dengan nominal sesuai dengan kesanggupan), Donatur sukarela (melalui kenclengan ditigkat RT masing-masing), Donatur khusus (selektif), Penyumbang material (pasir, semen, kricak, cat dan lain sebagainya), Lelang komponen baggunan seperti lantai keramik, pintu, jendela, atab, teralis dan sebagainya dan Perantara penggali dana dari luar Graha Mukti (melalui instansi pemerintah daerah, swasta, pengusaha, dan donatur luar lainnya).
Adapun faktor yang menjadi pedukung antara lain: pertama kekompakan, kerja keras, niat ikhlas, komitmen kuat, semangat, bahu membahu antara ta’mir, panitia pembangunan masjid, remaja masjid, dan ummat muslim Graha Mukti yang sangat kuat sehingga sangat menunjang merupakan factor yang terpenting dalam mewujudkan pembangunan Masjid Al-Amien dengan sangat baik, kedua potensi tenaga teknis secara sukarela setiap waaktu dalam mengawasi kontruksi Masjid Al-Amien, ketiga potensi donator yang cukup besar sehingga mampu mendukung pendanaan 85,08% biaya pembangunan masjid secara keseluruhan, keempat potensi sukaarelawan yang menggalang dana dari luar yang memiliki akses yang baik sehingga mampu menggalang dana 14,92% ( baik dari instansi pemerintah, swasta, pengusaha, maupun donatur individu), kelima dukungan warga dalam menciptakan kerukunan meskipun berbeda keyakinan sangat membantu dalam mencipkatan suasana yang kondusif penyelesean pembangunan. Dan faktor yang menjadi penghambat antara lain: pertama keterbatasan ruang kerja yang terbatas sementara masjid lama harus tetap berfungsi walaupun nantinya akan tetap akan dibongkar. Artinya kegiatan peribadatan tetapa berlangsung walaupun bersamaan dengan proses pembangunan, kedua ummat muslim Graha Mukti kurang dari 50% dibanding umat non muslim. Namun kendali ini tidak menjadi masalah dan dapat diatasi karena kerukunan antar umat beragama sudah tercipta dengan baik dan ketiga tim teknis kunci kebanyakan masih aktif berkerja bahkan berada di luar kota, sehingga konsentrasi dan keberadaan ditempat pelaksanaan kontruksi menjadi kurang. Namun melalui komunikasi yang intens, kordinasi dan mekanisme kerja yang baik kendala ini dapat teratasi.