Penulisan ini dilatarbelakangi oleh suatu pemikiran bahwa dipilihnya judul “Sinetron Catatan Hati Seorang Istri” adalah karena ada hubungan yang erat dengan fenomena di masyarakat yaitu adanya persepsi bahwa Sinetron Catatan Hati Seorang Istri merupakan salah satu sinetron yang menggambarkan kesewenang-wenangan kaum pria. Fenomena ini menarik untuk dikaji dan diteliti untuk membuktikan apakah Sinetron Catatan Hati Seorang Istri telah menampilkan kesewenang-wenangan kaum pria. Perumusan masalahnya adalah apa saja pesan dakwah dalam sinetron “Catatan Hati Seorang Istri” di RCTI? Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa saja pesan dakwah dalam sinetron “Catatan Hati Seorang Istri” di RCTI.
Metode penelitian, meliputi: jenis penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis deskriptif kualitatif. Data primer adalah dalam penelitian ini adalah video sinetron Catatan Hati Seorang Istri dari episode 12-13 yang tayang pada tanggal 9-13 juni 2014. Data sekunder adalah buku, skripsi, tesis, jurnal, artikel, surat kabar, majalah dan lain-lain. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis deskriptif atau deskriptif analisis. Cara kerja deskriptif analisis sebagai berikut: Berangkat pada keterangan di atas, sifat dan teknik analisis sebagai berikut: a. menemukan pola atau tema tertentu. Artinya, penulis berusaha menangkap karakteristik teks dan tokoh dengan cara menata dan melihatnya berdasarkan dimensi suatu bidang keilmuan sehingga dapat ditemukan pola atau tema tertentu; b. mencari hubungan logis antar teks dan tokoh dalam berbagai bidang, sehingga dapat ditemukan alasan mengenai pesan tersebut. Di samping itu, penulis juga berupaya untuk menentukan arti di balik pesan, berdasarkan kondisi sosial, ekonomi, dan budaya yang mengitarinya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pesan dakwah dalam sinetron “Catatan Hati Seorang Istri” di RCTI antara lain: pesan sabar. Pesan ini merupakan bagian dari tasawuf dan masuk dalam dimensi akhlak. Demikian pula tawakal termasuk aspek akhlak. Bergaul harus dengan orang yang baik menyangkut hablum minannas, maka termasuk aspek akhlak. Shalat yang merupakan salah satu rukun Islam maka masuk dalam kerangka syariah. Demikian pula isi pesan dakwah “jangan bercerai” termasuk kerangka munakahat, dan masuk dalam aspek syariah
Sabar dan tawakal menjadi kunci dalam mempertahankan rumah tangga agar tidak sampai bercerai, karena perceraian itu tidak selalu menjadi solusi yang terbaik. Perceraian menurut Islam seperti yang telah diketahui, merupakan suatu kondisi darurat yang hanya dibuka apabila menghadapi jalan buntu, seperti layaknya pintu darurat dalam pesawat terbang. Penggunaan hak cerai yang serampangan bukan saja merugikan kedua belah pihak, tetapi juga anak keturunan dan juga masyarakat.