Di dalam era globalisasi seperti sekarang ini dimana ditandai dengan perkembangan ekonomi yang semakin kompetitif dan penuh resiko. Kondisi seperti ini mengharuskan pihak perusahaan dapat dengan jeli dan seksama menumbuhkan serta mengembangkan segala potensi yang ada sehingga dapat dijadikan modal untuk menghadapi persaingan yang semakin kuat dan kompetitif. Perusahaan yang berbudaya kuat akan menghasilkan kinerja yang baik dalam jangka panjang. Budaya yang kuat artinya seluruh karyawan memiliki satu persepsi yang sama dalam mencapai tujuan perusahaan. Kesatuan persepsi didasarkan pada kesamaan nilai yang diyakini, norma yang dijunjung tinggi, dan pola perilaku yang ditaati. Waroeng Steak and Shake Cabang Imam Bonjol Semarang yang merupakan salah satu bisnis makanan dimana sang pemilik yaitu Bapak Jody dan Ibu Aniek telah menerapkan budaya Islami yaitu Spiritual Company dalam bisnisnya.
Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder yang diperoleh melalui wawancara langsung kepada Manajer Outlet dan beberapa Karyawan Waroeng Steak and Shake Cabang Imam Bonjol Semarang. Serta sumber-sumber lain yang menunjang penelitian. Data-data yang sudah terkumpul kemudian dianalisis dari mulai reduksi data (reduction), penyajian data (display), dan conclusion drawing/verification.
Penelitian ini menghasilkan kesimpulan, bahwa budaya Islami yang telah diterapkan pada karyawan Waroeng Steak and Shake Cabang Imam Bonjol Semarang sampai saat ini memang sudah terlaksana. Budaya yang diterapkan di Waroeng Steak and Shake Cabang Imam Bonjol Semarang tentang spiritualnya (keagamaannya) seperti, budaya salam, murah hati/sikap ramah dalam melayani, cara berbusana, lingkungan kerja yang bersih dan Islami, akidah (berdo’a sebelum mengawali kegiatan), ibadah (shalat isya’ berjama’ah, sedekah, umrah, dan kurban), akhlak (tidak merokok), pemahaman Al-Qur’an (pengajian karyawan, pengajian Waroeng, dan pengajian warga), dan fikrah Islamiyah (mengaji one day one juz). Dari rangkaian kegiatan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa sudah sesuai dengan budaya perusahaan Islami. Cakupannya pun lebih beragam di Waroeng Steak and Shake Cabang Imam Bonjol Semarang. Kemudian Waroeng Steak and Shake Cabang Imam Bonjol Semarang juga menerapkan etika bisnis Islami seperti jujur, amanah (tanggung jawab), tidak menipu, menepati janji, murah hati, dan tentunya tidak melupakan akhirat. Meskipun ada beberapa hal yang tidak bisa dilaksanakan secara maksimal, seperti pelaksanakan denda yang belum maksimal, kemudian masih adanya beberapa karyawan yang tidak mengikuti kegiatan Islami yang diterapkan dalam Waroeng Steak and Shake Cabang Imam Bonjol, serta keadaan lingkungan yang masih harus diperbaiki lagi.