KSPPS BMT BUS menjalankan usahanya dengan prinsip syariah dengan melakukan usahanya penghimpunan dan penyaluran dana. Salah satu produk penyaluran dananya adalah pembiayaan mudharabah dalam produk ini akad yang digunakan adalah akad mudharabah yaitu BMT menyalurkan dananya untuk modal usaha anggota. Dengan bagi hasil yang disepakati oleh kedua belah pihak, keuntungan dibagi dengan nisbah 30% untuk BMT dan 70% untuk anggota. Jika terjadi kerugian bukan disebabkan kelalaian anggota maka di tanggung oleh BMT dan jika disebabkan kelalaian pengelola usaha maka kerugian di tanggung oleh pengelola. Untuk menilai capacity anggota pembiayaan mudharabah di BMT BUS Cabang Semarang Kota masih belum sesuai dengan prinsip capacity dalam pembiayaan. Oleh karena itu penulis tertarik untuk mengangkat judul “Penilaian Capacity Anggota dalam upaya peningkatan pembiayaan mudharabah di KSPPS BMT BUS Cabang Semarang Kota”.
Penelitian ini dilakukan secara kualitatif di KSPPS BMT BUS Cabang Semarang Kota. Data-data yang diperoleh menggunakan metode Observasi, wawancara dan dokumentasi kemudian dianalisis secara deskriptif kualitatif. Sehingga diperoleh hasil dan penelitian dapat dipecahkan.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah: Pertama, prosedur pengajuan pembiayaan di KSPPS BMT BUS Cabang Semarang Kota terdiri dari pengajuan pembiayaan, survey, komite, pengikatan (akad).
Kedua, penilaian capacity dalam upaya peningkatan pembiayaan mudharabah KSPPS BMT BUS Cabang Semarang Kota sebagai berikut, memeriksa penghasilan usahanya, memeriksa rekening tabungan, mengecek rekening listrik, telefon maupun PAM, menganalisis asset yang dimiliki oleh anggota Survey melihat prospek usaha anggota.