Pinjaman (pembiayaan) merupakan kegiatan BMT yang sangat penting untuk menjadi penunjang kelangsungan hidup BMT karena dapat mendorong peningkatan ekonomi dan kesejahteraan sosial masyarakat, jika dikelola dengan baik. Sebaliknya pengelolaan pembiayaan yang tidak baik akan banyak menimbulkan masalah bahkan akan menyebabkan ambruknya lembaga keuangan tersebut. murabahah adalah akad jual beli barang dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan (marjin) yang disepakati oleh penjual dan pembeli. Sedangkan jaminan adalah unsur terpenting dalam keputusan memberikan pembiayaan baik oleh pihak bank ataupun BMT. Praktik pembiayaan murabahah tanpa jaminan ini terjadi di BMT Harapan Umat hal ini disebabkan karena loyalitas dab kebutuhan nasabah terhadap BMT Harapan Umat.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan menjadi beberapa rumusan masalah. Pertama, bagaimana mekanisme pembiayaan akad murabahah di BMT Harapan Umat. Kedua, bagaimana ketentuan pelaksanaan akad murabahah tanpa jaminan di BMT Harapan Umat Juwana.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan melakukan analisis data secara deskriptif dengan menggunakan sumber data primer dan sekunder dengan pengumpulan data berupa wawancara, observasi dan dokumentasi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui mekanisme pembiayaan dengan menggunakan akad murabahah dan ketentuan pelaksanaan akad murabahah tanpa jaminan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mekanisme akad murabahah dan pelaksanaan akad murabahah tanpa jaminan belum sesuai dengan peraturan Fatwa DSN MUI No.04/DSN-MUI/IV/2000 karena pembiaayaan murabahah di berikan bukan untuk pembiaayan produktif, melainkan bisa untuk membiayaai pembiayaan konsumtif.