Penelitian ini dilatarbelakangi oleh semakin meningkatnya perceraian dan banyaknya problematika keluarga serta upaya Majelis Taklim dalam membentuk keluarga sakinah. Sebagai rumusan masalah: Problem keluarga apa saja yang dialami jama’ah majelis taklim Al-Irsyad Desa Kedungsuren Kecamatan Kaliwungu Selatan Kabupaten Kendal? Bagaimana upaya pembentukan keluarga sakinah di Majelis Taklim Al-Irsyad Desa Kedungsuren Kecamatan Kaliwungu Selatan Kabupaten Kendal? Bagaimana analisis upaya pembentukan keluarga sakinah di Majelis Taklim Al-Irsyad Desa Kedungsuren Kecamatan Kaliwungu Selatan Kabupaten Kendal analisis fungsi dan metode bimbingan dan konseling keluarga islami?
Metode yang digunakan dalam penelitian ini, menggunakan penelitian deskriptif dengan pendekatan fenomenologi. sumber data primer adalah pembimbing agama dan beberapa dari jama’ah Majelis Taklim Al-Irsyad desa Kedungsuren Kecamatan Kaliwungu Selatan Kabupaten Kendal. Sumber data sekunder meliputi data pendukung yang berkaitan dengan upaya pembentukan keluarga sakinah di Majelis Taklim Al-Irsyad baik dari arsip atau pendapat masyarakat. Teknik pengumpulan data yang dipakai yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Untuk teknik analisis yang digunakan yakni menurut Milles dan Huberman yaitu data reduction, data display, conclusion.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : 1) problem keluarga jama’ah Majelis Taklim Al-Irsyad meliputi problem agama, psikologis, komunikasi, kesehatan, ekonomi, dan sosial. 2) upaya pembentukan keluarga sakinah di Majelis Taklim Al-Irsyad berupaya menangani persoalan agama, psikologis, komunikasi, kesehatan, ekonomi, dan sosial. Penanganan atau upaya yang dilakukan dengan memperhatikan problem keluarga yang dialami dan yang dikebutuhan oleh jama’ah. 3) upaya pembentukan keluarga sakinah di Majelis Taklim Al-Irsyad mempunyai fungsi yang cocok dengan fungsi bimbingan dan konseling islami dari segi penerapannya yakni pencegahan, pengentasan, pertahanan, dan pengembangan. Adapun metode yang diterapkan juga sesuai dengan metode bimbingan dan konseling islami yakni direktif, non direktif, dan eklektif. Hanya saja yang sesuai dengan yang diterapkan oleh KH. Tsamroni Izza adalah metode eklektif artinya pembimbing atau konselor menggabungkan metode direktif dan non direktif maksudnya pembimbing atau konselor tekadang bersikap aktif dan lebih banyak melakukan pengarahan atau terkesan otoriter, namun terkadang bersikap pasif, lebih banyak mendengarkan, dan menyerahkan keputusan kepada klien, sedangkan dari segi komunikasi yang relevan dengan metode yang diterapkan oleh pembimbing agama di Majelis Taklim Al-Irsyad dalam upaya membentuk keluarga sakinah adalah metode langsung yaitu pembimbing atau konselor melakukan komunikasi secara langsung dengan bertatap muka tanpa melalui perantara.