Keberadaan bank Syariah makin mantap setelah lahir UU No. 10 Tahun 1998 yang secara tegas mengakui keberadaan bank Syariah secara ko-eksistensial dengan bank konvensional. Setelah lahir UU tersebut kemudian marak berdiri bank-bank Syariah seperti Bank Syariah Mandiri, Bank BNI Syariah, bank IFI Syariah dan sejumlah BPR Syariah. Hingga akhir Tahun 2000, tercatat ada empat Bank Umum Syariah dan 79 BPRS.
Setelah itu pemerintah juga mengeluarkan Undang-undang No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah mengatur secara khusus mengenai Perbankan Syariah, baik secara kelembagaan maupun kegiatan usaha. Beberapa lembaga hukum baru diperkenalkan dalam UU No. 21 Tahun 2008 ini, yakni menyangkut pemisahan (spin off) UUS baik secara sukarela maupun wajib dan komite perbankan Syariah. Salah satu dari perbankan syariah yang memisahkan diri dari UUS yaitu Bank BNI Syariah. Dengan adanya pemisahan diri dari UUS, Bank BNI Syariah ingin meningkatkan kinerjanya menjadi lebih baik lagi.
Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti ingin meneliti tentang kinerja Bank BNI Syariah sebelum dan sesudah menjadi BUS apakah ada perbedaan kinerja antara sebelum dan sesudah menjadi BUS. Salah satu penilaian kinerja yang dapat dilakukan adalah dengan menilai kinerja keuangan untuk mengetahui tingkat kesehatan bank. Karena kinerja keuangan dapat menujukkan kualitas bank melalui perhitungan rasio keuangannya.
Penelitian ini menggunakan perhitungan rasio Rentabilitas (Earning) dan rasio Likuiditas (Likuidity) yaitu dengan menggunakan laporan keuangan Bank BNI Syariah per triwulan dari tahun 2006 dan tahun 2011. Adapun tujuan penelitian adalah untuk mengetahui apakah ada perbedaan tingkat kesehatan Bank BNI Syariah sebelum dan sesudah menjadi BUS, sampel dalam penelitian ini adalah per triwulan tahun 2006 dan 2011 berarti 4 triwulan per peristiwa.
Alat analisis yang digunakan adalah uji normalitas menggunakan asumsi klasik dengan analisis statistik kolmogorov-smirnov, uji statistik parametris t-test dan non parametris wilcoxon pada data yang terdistribusi tidak normal. Hipotesis dalam penelitian ini adalah tingkat kesehatan Bank BNI Syariah ada perbedaan antara sebelum menjadi BUS dan sesudah menjadi BUS. Dari hasil Analisis disimpulkan bahwa Tingkat Kesehatan Bank BNI Syariah tidak ada perbedaan antara sebelum menjadi BUS dan sesudah menjadi BUS.
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat diimplikasikan bank syariah khususnya Bank BNI Syariah harus mampu terus meningkatkan kesehatannya, serta menerapkan sistem syariah secara lebih baik, utuh dan transparan.