Salah satu aktivitas operasional perbankan syariah di Indonesia adalah Pembiayaan. Pembiayaan mempunyai peran penting dalam stabilitas perekonomian negara melalui penyaluran dana kepada usaha-usaha yang masih kekurangan modal. Dalam penyalurannya, pembiayaan merupakan aktivitas bank yang paling berisiko. Hal ini dikarenakan karena tingkat pengembalian pinjaman oleh nasabah tidak selalu lancar. Oleh karena itu, perlu adanya pengkajian terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi risiko pembiayaan baik secara internal maupun eksternal bank. Penelitian ini berusaha untuk menguji faktor yang mempengaruhi risiko pembiayaan, yaitu faktor internal bank (CAR, ROA, FDR) dan faktor eksternal (GDP dan Inflasi).
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, cakupan dalam penelitian ini meliputi laporan keuangan Bank Syariah Mandiri. Analisis empiris dalam penelitian menggunakan data time series dan cross section triwulanan, dimulai rentang waktu periode Januari 2011 (Triwulan I-2011) sampai Desember 2015 (Triwulan IV-2015). Sumber data yang digunakan berasal dari Laporan Publikasi Bank Syariah Mandiri, Laporan Publikasi Bank Indonesia, dan Laporan Publikasi Badan Pusat Statistik. Model yang digunakan sebagai alat analisis adalah model analisis regresi berganda.
Penelitian ini menggunakan rasio NPF sebagai proksi dari risiko pembiayaan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial variabel CAR, ROA, FDR dan Inflasi tidak berpengaruh terhadap terjadinya risiko pembiayaan (NPF), sedangkan GDP berpengaruh terhadap risiko pembiayaan (NPF). Secara simultan CAR, ROA, FDR, GDP dan Inflasi berpengaruh terhadap risiko pembiayaan (NPF). Dari hasil penelitian tersebut mengindikasikan bahwa prinsip kehati-hatian dalam penyaluran pembiayaan kepada nasabah sangat diperlukan bank dalam meminimalisir risiko pembiayaan sehingga kesehatan bank dapat terjaga.