KSPPS BMT Al Hikmah merupakan salah satu lembaga keuangan non bank yang berada di wilayah Ungaran. KSPPS BMT AL Hikmah dalam menjalankan eksistensinya sebagai lembaga bisnis maupun lembaga sosial keuangan syariah memiliki berbagai macam produk yang ditawarkan. Salah satu produk yang ditawarkan adalah Simpanan Ibadah Haji.

Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimana karakteristik Produk Sihaji di KSPPS BMT Al Hikmah Ungaran dan bagaimana analisis SWOT pada produk Sihaji di KSPPS BMT Al Hikmah Ungaran.

Dalam menyusun dan menyelesaikan permasalahan yang ada dalam tugas akhir ini penulis menggunakan jenis penelitian lapangan sedangkan dalam metode pengumpulan data menggunakan metode observasi, interview, dan dokumenter. Dalam menganalisa data-data yang sudah terkumpul penulis menggunakan metode deskriptif kualitatif.

Dari hasil penelitian ini, Karakteristik Produk Sihaji merupakan produk simpanan yang dikhususkan untuk menyiapkan dana dalam menunaikan ibadah haji. Akad yang digunakan dalam simpanan ibadah haji adalah akad mudharabah muthlaqoh. Pembukaan rekening sihaji yaitu dengan menyerahkan fotokopi kartu identitas diri (KTP atau SIM) yang masih berlaku sebanyak satu lembar. Anggota Sihaji akan memperoleh bagi hasil yang diberikan setiap bulan dan akan diakumulasikan sebagai tambahan dalam pembayaran biaya ibadah haji. Analisis SWOT pada produk Sihaji di KSPPS BMT Al Hikmah Ungaran adalah sebagai berikut: Kekuatan antara lain dikelola dengan prinsip syariah, bebas biaya administrasi bulanan, bagi hasil yang kompetitif, Karyawan yang ramah dan ulet, tersedia layanan ‘jemput bola’, Tersedia sistem online antar kantor cabang layanan. Kelemahan antara lain kurangnya manajemen pemasaran Produk Sihaji, Pembukaan rekening awal yang cukup tinggi, penarikan simpanan hanya dapat dilakukan setelah jangka waktu tertentu. Peluang antara lain masyarakat di daerah Ungaran dan sekitarnya yang sebagian besar beragama muslim, lokasi KSPPS BMT Al Hikmah yang cukup strategis, Memiliki citra yang bagus di masyarakat, dan semakin bertambahnya pengetahuan masyarakat mengenai haji dan langkah untuk mempersiapkannya. Ancaman meliputi kurangnya kesadaran dan antusiasme masyarakat untuk menyiapkan diri agar dapat menunaikan ibadah haji, semakin banyaknya lembaga keuangan yang juga menawarkan produk Sihaji, dan adanya regulasi Kemenag terkait bank penerima setoran ibadah haji.