Penelitian ini dimaksudkan untuk menjawab permasalahan: (1) Bagaimana akhlak berpakaian siswi anggota Rohis? (2) Bagaimana akhlak berpakaian siswi bukan anggota Rohis? (3) Adakah perbedaan akhlak berpakaian siswi antara anggota dengan bukan anggota Rohis?
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif lapangan. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode dokumentasi, wawancara dan angket untuk memperoleh data akhlak berpakaian siswi anggota Rohis dan akhlak berpakaian siswi bukan anggota Rohis.
Data penelitian yang terkumpul kemudian dianalisis dengan menggunakan teknik statistik deskriptif kuantitatif. Adapun pengujian hipotesis penelitian menggunakan analisis uji perbedaan/uji-t independent. Pengujian hipotesis menunjukkan bahwa:
1. Dari analisis data hasil penelitian menunjukkan bahwa, nilai tertinggi akhlak siswi yang mengikuti Rohis adalah 32 dan nilai terendah 21 dengan nilai rata-rata sebesar 27,471 dalam kategori “baik sekali” yaitu terletak dalam interval 24-29. Lebih lanjut, terdapat frekuensi terbanyak yaitu pada skor 24-29 dengan prosentase 47% dalam kategori “baik sekali”.
2. Dari analisis data hasil penelitian menunjukkan bahwa, nilai tertinggi akhlak siswi yang tidak mengikuti Rohis adalah 33 dan nilai terendah 13 dengan nilai rata-rata sebesar 23,300 dalam kategori “baik” yaitu terletak dalam interval 18-23. Lebih lanjut, terdapat frekuensi terbanyak yaitu pada skor 18-23 dengan prosentase 55% dalam kategori “baik”.
3. Berdasarkan hasil perhitungan dan analisis hipotesis dihasilkan nilai t hitung sebesar 3,003. Nilai t hitung sebesar 3,003 tersebut lebih besar dibanding nilai t tabel sebesar 2,003 pada tingkat kepercayaan taraf 5% (t = 3,003 > t(0,05;35) = 2,030) dan nilai t hitung sebesar 3,003 tersebut juga lebih besar dibanding nilai t tabel sebesar 2,724 pada tingkat kepercayaan pada taraf 1% (t = 3,003 > t(0,01;35) = 2,724), jika t hitung lebih besar atau sama dengan nilai t tabel maka terima Ha dan tolak Ho. Berarti antara variabel Y1 (akhlak berpakaian siswi anggota Rohis) dan variabel Y2 (akhlak berpakaian siswi bukan anggota Rohis) terdapat perbedaan yang signifikan. Artinya akhlak berpakaian siswi yang mengikuti Rohis lebih baik dari pada yang tidak mengikuti Rohis.
Dengan demikian dapat diketahui bahwa akhlak berpakaian siswi antara anggota dengan bukan anggota Rohis di SMA Negeri 13 Semarang tahun ajaran 2016/2017 terdapat perbedaan yang signifikan. Siswi anggota Rohis memiliki akhlak berpakaian yang lebih baik karena ketika mengikuti kegiatan dalam Rohis akan mendapatkan tambahan ilmu atau pengetahuan agama selain dari mata pelajaran yang ada dikelas. Pengetahuan agama yang lebih baik itulah yang akan menuntun seseorang menuju perbuatan baik pula, termasuk dalam akhlak berpakaian. Disamping itu, pengaruh teman dalam anggota Rohis akan memberikan kontribusi dalam hal pakaian, karena remaja yang ingin diperhatikan dan mendapat tempat dalam kelompok teman selalu mendorong remaja meniru apa yang dipakai dan dilakukan teman-temannya.