Penetapan arah kiblat Masjid Nurul Iman Balang Karanglo Klaten Selatan dalam perspektif astronomi dan sosiologi
Yaqin, Ahmad Ainul (2017) Penetapan arah kiblat Masjid Nurul Iman Balang Karanglo Klaten Selatan dalam perspektif astronomi dan sosiologi. Undergraduate (S1) thesis, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang.
132611057.pdf - Accepted Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.
Download (20MB) | Preview
Abstract
Umat Islam telah bersepakat bahwa menghadap kiblat dalam salat merupakan syarat sahnya salat, sebagaimana dalil-dalil syar’i yang telah ada. Bagi orang-orang di kota Mekah dan sekitarnya persoalan demikian tidak menjadi masalah, karena mereka dengan mudah dapat melihat Kakbah. Namun bagi mereka yang jauh dari Mekah tentunya timbul permasalahan tersendiri, yaitu apakah cukup menghadap arahnya saja (jihat al-ka’bah), ataukah harus menghadap ke Kakbah yang sebenarnya (‘ain al-ka’bah).
Permasalahan arah kiblat ini juga terjadi pada masyarakat Balang Karanglo Klaten Selatan, yaitu di Masjid Nurul Iman. Masjid yang didirikan pada tahun 1997 ini merupakan tanah wakaf yang belum selesai prosesnya. Permasalahan ini muncul berawal dari pengukuran ulang arah kiblat di Masjid Nurul Iman, dimana ada pihak yang menghendaki untuk dirubah saf salatnya dan ada yang mempertahankan saf kiblat yang asli, meskipun diketahui berdasarkan hasil pengukuran ulang arah kiblat Masjid Nurul Iman tidak menghadap ke Kakbah.
Dari latar belakang diatas, skripsi ini mengambil dua rumusan masalah. Pertama, bagaimana penetapan arah kiblat Masjid Nurul Iman Balang Karanglo Klaten Selatan dalam perspektif Astronomi. Kedua, bagaimana penetapan arah kiblat Masjid Nurul Iman Balang Karanglo Klaten Selatan dalam perspektif Sosiologi.
Penelitian ini termasuk dalam penelitian kualitatif dengan fokus kajian lapangan (field research), karena dalam penelitian ini mengulas pandangan masyarakat tentang suatu objek yaitu di Masjid Nurul Iman Balang Karanglo Klaten Selatan. Data primer dalam penelitian ini yaitu hasil wawancara dan observasi langsung di Masjid Nurul Iman Balang Karanglo Klaten Selatan. Sedangkan data sekunder didapat dari berbagai tulisan dan dokumen yang terkait dengan Masjid Nurul Iman Balang Karanglo Klaten Selatan. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan dua jenis pendekatan yaitu pendekatan Astronomi dan pendekatan Sosiologi. Pendekatan Astronomi dipakai untuk mengetahui dan mengkaji akurasi dari metode-metode yang digunakan dalam penetapan arah kiblat Masjid Nurul Iman yang menjadi sengketa di masyarakat Balang Karanglo Klaten Selatan. Sedangkan pendekatan Sosiologi dipakai untuk menggambarkan makna dari simbol-simbol yang terdapat pada proses penetapan arah kiblat Masjid Nurul Iman Balang Karanglo Klaten Selatan. Adapun untuk menemukan makna-makna di balik simbol tersebut dapat dilakukan dengan jenis pendekatan Sosiologi yaitu interaksionisme simbolis.
Hasil temuan dalam penelitian ini yaitu; pertama, penetapan arah kiblat Masjid Nurul Iman dalam perspektif Astronomi. Proses penetapan arah kiblat Masjid Nurul Iman menggunakan beberapa metode dengan akurasi yang berbeda, yaitu: (1) Kompas, diukur oleh Amad Umari (alm) dan Suli Abdul hamid, meskipun hasil pengukuran menggunakan kompas tidak mengarah ke Kakbah namun tetap dipakai sebagai saf arah kiblat sejak Masjid Nurul Iman berdiri sampai sekarang, namun pada tahun 2008-2010 pernah tidak dipakai sebagai saf arah kiblat Masjid Nurul Iman. (2) Raṣd al-Qiblah, diukur oleh Sanyoto, Suwardi, Slamet Widodo atas nama pengurus Masjid Nurul Iman, hasil pengukuran menunjukkan saf arah kiblat yang sudah ada (hasil pengukuran dengan kompas) tidak mengarah ke Kakbah sehingga perlu dilakukan perubahan saf arah kiblat Masjid Nurul Iman, akhirnya jamaah sepakat untuk merubah saf arah kiblat pada 20 Juli 2008. (3) Theodolite, diukur oleh Ahmad Izzuddin (anggota Tim Hisab Rukyat Kemenag RI & dosen UIN Walisongo Semarang) dengan mahasiswi UIN Walisongo Semarang dan di taṣhih M. Markum Darokah (Plt. Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Klaten), hasil pengukuran ini sama dengan pengukuran Raṣd al-Qiblah yaitu azimuth kiblat 294o 38’ 6.42”, pengukuran ini dipakai sebagai arah kiblat Masjid Nurul Iman mulai 20 Desember 2009 sampai 6 Februari 2010. 4) Istiwaaini, verifikasi oleh penulis pada 5 Maret 2017 pukul 09.52 WIB/ 02.52 GMT, beda azimuth (BA) 206o 05’ 20,78” sehingga bangunan Masjid Nurul Iman tidak mengarah ke Kakbah dengan kemelencengan 17o 45’ 10,4”. 5) Google Earth, verifikasi oleh penulis, bangunan Masjid Nurul Iman tidak mengarah ke Kakbah.
Kedua, penetapan arah kiblat Masjid Nurul Iman dalam perspektif Sosiologi. Perhatian terhadap Masjid Nurul Iman bukan hanya sebagai tempat beribadah umat Islam masyarakat desa Karanglo kecamatan Klaten Selatan, tetapi lebih kepada simbol pemahaman masyarakat mengenai arah kiblat. Simbolisasi tersebut mencakup simbol verbal dan simbol non verbal yang ditunjukkan melalui interaksi-interaksi yang dilakukan jamaah Masjid Nurul Iman yaitu ada yang menghendaki perubahan arah kiblat dan ada yang menghendaki pengembalian arah kiblat. Perbedaan pendapat dari dua kelompok tersebut disebabkan karena perbedaan pemaknaan kewajiban menghadap kiblat bagi orang yang tidak dapat melihat Kakbah secara langsung yaitu apakah menghadap ke bangunan Kakbah (‘ain al-ka’bah) atau cukup menghadap ke arahnya saja (jihat al-ka’bah).
Item Type: | Thesis (Undergraduate (S1)) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Arah kiblat; Masjid; Astronomi; Sosiologi |
Subjects: | 200 Religion (Class here Comparative religion) > 290 Other religions > 297 Islam and religions originating in it > 297.2 Islam Doctrinal Theology, Aqaid and Kalam > 297.26 Islam and secular disciplines > 297.265 Islam and natural science (Incl. Islamic Astronomy/Ilmu Falak) |
Divisions: | Fakultas Syariah dan Hukum > 50202 - Ilmu Falak |
Depositing User: | Mohamad Akyas |
Date Deposited: | 14 May 2018 04:02 |
Last Modified: | 03 Jul 2021 07:38 |
URI: | https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/7740 |
Actions (login required)
Downloads
Downloads per month over past year