Studi analisis ihtiyath 10 menit sebelum subuh untuk waktu imsak dalam sistem informasi hisab rukyat (sihat) Indonesia
Aviv, Zulvia (2017) Studi analisis ihtiyath 10 menit sebelum subuh untuk waktu imsak dalam sistem informasi hisab rukyat (sihat) Indonesia. Undergraduate (S1) thesis, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang.
Skripsi.pdf - Accepted Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.
Download (5MB) | Preview
Abstract
Bermula dari hadits Nabi SAW yang berbicara tentang waktu
imsak, yaitu jarak antara sahur dengan awal waktu shalat subuh. Para
ahli falak berbeda pendapat mengenai durasi dalam membaca 50 ayat
Al-Qur`an. Ada yang memperkirakan durasinya itu adalah 8 menit, 10
menit, bahkan 12 menit. Semua itu adalah sebuah perkiraan dan
bersifat prediktif. Sehingga 10 menit bukanlah ketentuan mutlak, dan
bisa berubah-ubah sesuai dengan metode masing-masing pengguna.
Di Indonesia khususnya, sebagian besar ormas menggunakan durasi
10 menit dalam perkiraan tersebut. Dari latar belakang di atas, peneliti
mengambil beberapa permasalahan. Yaitu, pertama Apa yang menjadi
alasan digunakan ihtiyath 10 menit sebelum subuh untuk waktu imsak
dalam Sistem Informasi Hisab Rukyat (SIHAT) Indonesia?, kedua
Bagaimana analisis ihtiyath 10 menit sebelum subuh untuk waktu
imsak dalam Sistem Informasi Hisab Rukyat (SIHAT) Indonesia
dalam perspektif Fiqih dan Astronomi?
Penelitian ini adalah penelitian yang bersifat normatif empiris
dengan metode analisis deskriptif. Peneliti menggunakan metode ini
karena penelitian ini mengarah pada pengambilan data-data lapangan
dan berkesinambungan dengan hukum-hukum Islam. Yaitu dengan
melakukan wawancara dan praktik dalam membaca ayat Al-Qur`an.
Kemudian dipadukan dengan dasar hukum yang berupa hadits Nabi
mengenai waktu imsak (jarak antara sahur dengan waktu subuh).
Bermula dari sebuah ayat Al-Qur’an yang menjelaskan
tentang ‘benang putih’ sebagai fajar. Kemudian dikuatkan dengan
adanya sebuah hadits yang berbicara mengenai waktu imsak (jarak
antara Nabi SAW melakukan sahur dengan shalat subuh). Sehingga
muncullah berbagai macam penafsiran dan perkiraan durasi waktu
imsak. Berdasarkan hasil observasi membaca 50 ayat Al-Qur`an,
untuk mendapatkan durasi 10 menit adalah dengan membaca
menggunakan tempo tadwir, yaitu membaca Al-Qur`an yang tidak
terlalu cepat dan tiak terlalu pelan (sedang-sedang/sewajarnya). Di
Indonesia, sebagian besar ormas menggunakan ihtiyath 10 menit
sebelum subuh (imsak), yang didapat dari hasil perhitungan dengan
mengurangkan waktu subuh dengan 10 menit. Beberapa ormas
xi
diantaranya adalah Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, dan
Kementerian Agama. Akan tetapi, jika dilihat dari sudut yang lain,
yaitu dari metode Muhyiddin Khazin, mendapatkan hasil yang
berbeda-beda di setiap harinya. Karena dalam penentuan waktu shalat,
khususnya waktu imsak, menggunakan ketinggian matahari yang
peredarannya juga tidak konstan. 8 menit adalah perkiraan beliau
sebagai durasi membaca 50 ayat Al-Qur`an. 8’ = 2o. Dari itu
menghasilkan -22o sebagai tinggi matahari ketika imsak. Dan
masuknya subuh atau munculnya fajar adalah ketika pada ketinggian -
20o.
Item Type: | Thesis (Undergraduate (S1)) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Wktu imsak; Ihtiyath; Imsakiyah; Waktu shalat |
Subjects: | 200 Religion (Class here Comparative religion) > 290 Other religions > 297 Islam and religions originating in it > 297.2 Islam Doctrinal Theology, Aqaid and Kalam > 297.26 Islam and secular disciplines > 297.265 Islam and natural science (Incl. Islamic Astronomy/Ilmu Falak) |
Divisions: | Fakultas Syariah dan Hukum > 50202 - Ilmu Falak |
Depositing User: | Ihsannudin Ihsannudin |
Date Deposited: | 14 May 2018 03:46 |
Last Modified: | 03 Jul 2021 03:22 |
URI: | https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/7787 |
Actions (login required)
Downloads
Downloads per month over past year