Wali fasiq dalam pernikahan : studi perbandingan pendapat Imam al-Mawardi dan Imam al-Kasani
Sa'adah, Siti Umi Nurus (2017) Wali fasiq dalam pernikahan : studi perbandingan pendapat Imam al-Mawardi dan Imam al-Kasani. Undergraduate (S1) thesis, UIN Walisongo.
132111129.pdf - Accepted Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.
Download (3MB) | Preview
Abstract
Wali dalam pernikahan memiliki kedudukan yang penting sehingga ada beberapa kriteria yang disyaratkan wali dalam pernikahan. Menurut jumhur ulama wali merupakan orang yang mengucapkan ijab dalam pernikahan. Sedangkan secara bahasa wali merupakan penolong, pelindung dan penguasa. Wali dalam pernikahan bermacam-macam wali nasab, wali hakim dan wali tahkim. Posisi manusia diciptakan Allah Swt di bumi untuk menjadi khalifah yang menjalankan tugas meramaikan (membangun) dunia serta mentaati perintah dan menjauhi segala larangannya. Terkait dengan sifat manusia, ada banyak faktor yang menjadikannya untuk melakukan perbuatan tercela. Seperti kurangnya ilmu agama baik yang bersifat ubudiyah maupun ta’abbudiyah. Orang fasiq merupakan salah satu sifat tercela yang dimurka Allah Swt yang masih ditanyakan kaitannya dengan melakukan perintah Allah yang bersifat ta’abbudiyah.
Dalam skripsi ini penulis akan membahas mengenai keabsahan wali fasiq dalam pernikahan. Ada beberapa rumusan masalah yang akan penulis teliti untuk memecahkan permasalahan tersebut, diantaranya adalah pertama bagaimana pendapat dan metode istinbath hukum Imam al-Mawardi dan Imam al-Kasani tentang wali fasiq dalam pernikahan, dan kedua bagaimana relevansi wali fasiq dalam pernikahan dengan perilaku masyarakat Indonesia.
Jenis penelitian dalam skripsi ini adalah penelitian kepustakaan (library research). Sumber data diperoleh dari data sekunder dan data pendukung lainnya. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode pengumpulan data dengan teknik dokumentasi. Setelah mendapatkan data yang diperlukan, maka data tersebut dianalisis dengan metode analisis komparatif.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ‘illat hukum yang digunakan Imam al-Mawardi dalam menghukumi tidak sah pernikahan dengan wali fasiq adalah sifat rusyd (memiliki ilmu agama yang banyak) tidak dimiliki orang fasiq. Metode istinbaht yang digunakan Imam al-Mawardi adalah as-Sunnah. Kemudian ‘illat yang digunakan Imam al-Kasani dalam menghukumi sah pernikahan dengan wali fasiq adalah orang fasiq masih memiliki akal yang kemungkinan dapat membimbing dan mengarahkan seseorang menuju jalan yang benar, meskipun kemungkinannya sedikit. Metode istinbaht yang digunakan adalah al-Qur’an dan as-Sunnah. Metode istinbath hukum yang digunakan kedua Imam tersebut memiliki perbedaan, sehingga keduanya menghasilkan interpretasi yang berbeda kaitannya dengan wali fasiq dalam pernikahan.
Item Type: | Thesis (Undergraduate (S1)) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Wali nikah; fasiq; Hukum Islam di Indonesia |
Subjects: | 200 Religion (Class here Comparative religion) > 290 Other religions > 297 Islam and religions originating in it > 297.5 Islamic ethics, practice > 297.57 Religious experience, life, practice > 297.577 Marriage and family life |
Divisions: | Fakultas Syariah dan Hukum > 74230 - Hukum Keluarga Islam (Ahwal al-Syakhsiyyah) |
Depositing User: | Mohamad Akyas |
Date Deposited: | 06 Aug 2018 00:36 |
Last Modified: | 06 Aug 2018 00:36 |
URI: | https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/8099 |
Actions (login required)
Downloads
Downloads per month over past year