Tindakan menyimpang peserta didik tentang kesehatan reproduksi yang muncul pada remaja SMP karena berbagai macam faktor, dan itu sangat bervariasi. Keadaan yang demikian sangat memprihatinkan, oleh sebab itu diperlukan bimbingan secara intensif dan pemberian pengetahuan tentang pendidikan seksual agar masalah kesehatan reproduksi tidak muncul. Namun sampai saat ini informasi pengetahuan tentang pendidikan seksual bagi remaja SMP Walisongo masih sangat terbatas. Selain itu, masih minimnya bimbingan baik dari orang tua, guru maupun orang tua berupa pendidikan moral dan sesuai dengan masyarakat sejak dini.
Studi ini dimaksudkan untuk menjawab permasalahan: Bagaimanakah teknis pelaksanaan layanan informasi kesehatan reproduksi di SMP Walisongo Pecangaan Jepara?. 2) Apa sajakah faktor yang memengaruhi keberhasilan layanan informasi kesehatan reproduksi di SMP Walisongo Pecangaan Jepara?
Jenis penelitian pada penelitian ini adalah penelitian lapangan ini bersifat kualitatif, dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi dan dokumentasi, data yang telah di dapat kemudian dianalisis melalui analisis data dengan tiga tahapan yaitu reduksi, penyajian data dan verifikasi atau kesimpulan.
Hasil penelitian menunujukkan: 1) Teknis pelaksanaan layanan informasi kesehatan reproduksi di SMP Walisongo Pecangaan Jepara dibedakan sesuai dengan masalah yang dihadapi. Jika memerlukan langkah pencegahan maka teknis yang digunakan adalah dengan cara memberikan materi yang terkait dengan kesehatan reproduksi seperti thaharah, nikah, perzinaan, aborsi akhlak terpuji, ahklak tercela, kandungan al-Qur’an tentang pemahaman kesehatan alat reproduksi, sebagainya dengan memberikan bimbingan secara individu dan kelompok kepada siswa tentang masalah reproduksi, pendekatan diantaranya: Pendekatan individual, Kelompok, Klasikal dan Alih tangan. Guru BK juga menggunakan berbagai metode seperti ceramah, tanya jawab, individu, diskusi, problem solving dan keteladanan dalam memberikan pemahaman kesehatan reproduksi dan menggunakan berbagai sumber dan media yang relevan dengan materi, selain itu juga dilakukan evaluasi yang didasarkan pada kognitif, psikomotorik dan afektif, guru BK juga melakukan kerja sama dengan guru lain seperti guru PAI, dan guru Mapel lain untuk memberikan bimbingan dan penguatan tentang kesehatan reproduksi, guru BK dan sekolah juga melakukan kerja sama dengan Kementerian Kesehatan Kabupaten Jepara untuk memberikan penyuluhan tentang kesehatan reproduksi pada siswa agar penjelasan tentang materi kesehatan reproduksi lebih terarah dan jelas. 2) Faktor-faktor pendukung keberhasilan layanan informasi kesehatan reproduksi secara garis besar dibagi menjadi faktor internal dan faktor eksternal dimana faktor internal dipengaruhi oleh keadaan fisik dan psikis peserta didik itu sendiri dan guru bimbingan konseling tersebut. Dan faktor eksternal dimana hal tersebut berkaitan dengan hal-hal yang mendukung proses layanan informasi kesehatan reproduksi yaitu lengkapnya sarana prasarana, dukungan guru mata pelajaran wali kelas dan orang tua, pengaruh teman sebaya dan faktor keadaan keluarga.