Permasalahan yang dirumuskan dalam penelitian ini bagaimana upaya perlindungan anak di Madrasah Tsanawiyah Negeri Petarukan Pemalang?, dan Sejauhmana Resolusi Kekerasan Terhadap Anak di MTs Negeri Petarukan Pemalang?
Tujuan penelitian untuk mengetahui upaya perlindungan anak di Madrasah Tsanawiyah Negeri Petarukan Pemalang dan mengetahui resolusi kekerasan terhadap anak di Madrasah Tsanawiyah Negeri Petarukan Pemalang
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yaitu berusaha mendapatkan informasi yang selengkap mungkin mengenai perlindungan anak di Madrasah Tsanawiyah Negeri Petarukan Pemalang. Informasi yang digali melalui wawancara mendalam terhadap informan (kepala sekolah, guru, dan para siswa). Teknik kualitatif dipakai sebagai pendekatan dalam penelitian ini, karena teknik kualitatif untuk memahami realitas rasional sebagai realitas subyektif. Proses observasi dan wawancara bersifat sangat utama dalam pengumpulan data.
Hasil penelitian menunjukan bahwa implementasi perlindungan anak di Madrasah Tsanawiyah Negeri Petarukan Pemalang meliputi dua hal ; pertama, upaya yang dilakukan Madrasah Tsanawiyah Negeri Petarukan Pemalang dalam memberikan perlindungan anak diimplementasikan dengan mengintegrasikan antara sekolah ramah anak dengan Manajemen Berbasis Madrasah (MBM) dengan menggunakan rencana strategis yang dijabarkan dalam program kerja madrasah dengan langkah-langkah ; sosialiasasi UU No 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, strategi metodologi, strategi pengembangan, pengembangan budaya sekolah ramah anak pada tataran teknis, menjalin hubungan yang sinergis antara madrasah dengan masyarakat.
Kedua, resolusi kekerasan terhadap anak di Madrasah Tsanawiyah Negeri Petarukan, madrasah melakukan program antara lain ; mewujudkan visi dan misi madrasah pada umumnya dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar untuk menghasilkan lulusan yang berprestasi, beriman, bertaqwa, berilmu, dan berakhlakul karimah pada khususnya, meningkatkan kultur sekolah yang kondusif, tertib, dan dinamis.
Pihak madrasah menyelesaikan masalah kekerasan dan mengadakan tindakan prefentif serta bersikap lebih disiplin dalam memberikan pengawasan pembelajaran khususnya dalam kegiatan penegakan disiplin kepada peserta didik dengan meminimalkan hukuman fisik maupun psikis yang mengganggu belajar siswa atas pelanggaran disiplin yang dilakukan oleh siswa.