Penelitian ini mengkaji tentang “Pelaksanaan SK Walikota Pekalongan tentang Sekolah Umum Negeri Model Pendidikan Agama Islam (Studi di SDN Panjang Wetan 02 Kota Pekalongan)“. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya kegiatan dan proses pembelajaran yang berciri khas tersendiri di SDN Panjang Wetan 02 Kota Pekalongan sebagai sekolah model PAI. Kegiatan pembelajaran di SDN Panjang Wetan 02 Kota Pekalongan, dimulai dari BTQ dan diakhiri dengan aktifitas pembelajaran di TPQ sekolah. Kegiatan dan proses pembelajaran yang seperti itu bagi peneliti menarik, karena hampir tidak mudah dijumpai di setiap sekolah dasar umum yang berstatus negeri.
Persoalan dalam penelitian ini yaitu : pertama, dengan alasan apa Walikota Pekalongan menetapkan kebijakan sekolah umum negeri model Pai; kedua, seperti apa dan bagaimana proses pembelajaran di SDN Panjang Wetan 02 Kota Pekalongan sebagai sekolah model PAI. Persoalan pertama, tentunya berhubungan dengan pembuat kebijakan dan orang – orang yang terkait. Persoalan kedua, tentunya berhubungan dengan kegiatan dan proses pembelajaran di SDN Panjang Wetan 02 Kota Pekalongan setiap hari, dari pukul 06.30 WIB sampai dengan siswa pulang sekolah.
Sifat penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah teknik wawancara terstruktur dan tak terstruktur, observasi serta dokumentasi. Wawancara terstruktur dilakukan kepada Walikota Pekalongan, Kasi Mapenda Islam Depag serta Kabid PAUD SD dan Dikmas Dindikpora Kota Pekalongan. Wawancara tak terstruktur dilakukan kepada para pelaksana sekolah model PAI di sekolah. Observasi dilakukan di SDN Panjang Wetan 02 Kota Pekalongan sebagai sekolah mode PAI, terutama mengobservasi proses pembelajaran yang ada di situ. Kemudian untuk mengolah data, peneliti menggunakan teknik analisis data dengan menggunakan metode deskriptif data.
Temuan pertama penelitian ini yaitu alasan Walikota Pekalongan menetapkan sekolah umum negeri model Pendidikan Agama Islam yang terdiri dari alasan ideal, alasan konstitusional, alasan struktural, dan alasan kultural. Secara ideal, setiap siswa Muslim memerlukan pelajaran PAI yang aplikatif. Secara konstitusional, tidak sedikit UU dan PP yang menjadi landasan setiap warga negara mempelajari, menghayati, dan mengamalkan ajaran agamanya, bahkan UUD kita. Secara struktural, dalam otonomi daerah pemerintah Kota Pekalongan memiliki kewenangan mengelola daerahnya sendiri, termasuk dalam hal pendidikan agama. Secara kultural, agama Islam telah lama menjadi landasan budaya (kultur) Islam di Kota Pekalongan. Temuan kedua penelitian ini yaitu proses pembelajaran di SDN Panjang wetan 02 Kota Pekalongan antara lain : membaca al-Qur’an / jilid Qiro’ati mulai pukul 06.30, setelah itu membaca do’a wirdu ash-shabaah, selanjutnya penyampaian materi pelajaran dengan mengintegrasikan dengan nilai-nilai aqidah-akhlaq, kemudian memanfaatkan waktu istirahat pertama untuk shalat dluha bagi kelas tertentu secara temporal, sesudah itu shalat zuhur berjama’ah, lalu pengembangan/pendalaman Pai di TPQ sekolah sebelum pulang, dan semuanya diakhiri dengan do’a.