Penukaran tanah wakaf Masjid Agung Semarang dalam perspektif fikih istibdal
Furqon, Ahmad (2017) Penukaran tanah wakaf Masjid Agung Semarang dalam perspektif fikih istibdal. Ijtihad: Jurnal Wacana Hukum Islam dan Kemanusiaan, 17 (1). pp. 39-60. ISSN 1411-9544 (print); 2477-8036 (online)
Ahmad_Furqon_Penukaran_Tanah_Wakaf_(Jurnal_Ijtihad).pdf
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.
Download (330kB) | Preview
Abstract
Penukaran tanah wakaf merupakan salah satu upaya nazhir dalam memproduktifkan tanah wakaf yang dikelola. Badan Kesejahteraan Masjid (BKM) Kota Semarang selaku nazhir telah melakukan 3 (tiga) kali penukaran Tanah wakaf Masjid Agung Semarang. Tiga kali penukaran tanah wakaf Masjid Agung Kota Semarang yang dilakukan oleh BKM Kota Semarang menyisakan permasalahan-permasalahan yang mendatangkan hasil yang kurang baik bagi tanah wakaf yang dikelola. Rumusan masalah dalam penelitian pertama, bagaimana proses penukaran Tanah wakaf Masjid Agung Semarang? Bagaimana penukaran tanah wakaf Masjid Agung Semarang dalam perspektif fikih Istibdal?. Penelitian ini studi kasus dengan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Wawancara dilakukan kepada pihak-pihak yang mengetahui kasus penukaran tanah wakaf Masjid Agung Semarang. Data telah terkumpul kemudian dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian mengungkap 1). Penukaran tanah wakaf Masjid Agung Semarang yang pertama dengan PT Sambirejo tidak dilakukan penelitian secara mendalam terhadap tanah pengganti. Orang yang diajak melakukan transaksi dalam hal ini Cipto Siswoyo, dari PT. Sambirejo, masuk kategori yang tidak bisa diterima kesaksiannya, karena melakukan penipuan; 2). Penukaran tanah wakaf Masjid Agung Semarang yang kedua, berupa uang untuk pembangunan Ma’had Aly, kurang dianjurkan oleh para ulama Fikih, karena nilai uang yang cenderung turun, dan rentan untuk dikorupsi dan disalahgunakan. Apalagi peristiwa penukaran terjadi tahun 2008, dan sampai tahun 2016, Ma’had Aly tersebut belum berdiri; 3). Penukaran tanah wakaf Masjid Agung Semarang yang ketiga adalah juga dengan uang pengganti yang kemudian dibelikan tanah pengganti. Hal tersebut sudah tepat dan harga tanah pengganti masuk dalam harga pasar.
ABSTRACT:
Substitution of waqf land is one of naz}ir (waqf fund manager) efforts to make waqf lands managed more productive. Semarang Mosque Welfare Council (BKM), as naz}ir, has made three substitutions of Semarang Grand Mosque waqf lands. Those three-time substitutions leaved problems causing to poor results of the waqf lands managed. This study is aimed at finding out the substitution process of Semarang Grand Mosque waqf lands and the pespective of Istibda>l Fiqh on substitutions of Semarang Grand Mosque waqf lands. This study is a case study. The data collection techniques are observation, interview, and documentation. The interview is conducted to parties who know the substitution case of Semarang Grand Mosque waqf lands. The data collected are analyzed descriptively. The results of this study are: 1) the first substitution of Semarang Grand Mosque waqf lands, made with PT Sambirejo, is not based on in-depth research especially on land replacement. The party invited to conduct the transaction, Cipto Siswoyo from PT. Sambirejo, his testimony is categorized unacceptable due to fraud. 2) The second substitution of Semarang Grand Mosque waqf lands, which is in the form of money to establish Ma’had Aly, is less rocommended by fiqh scholars since the money value tends to decline, and is prone to corrupt and abuse. Moreover, Ma’had Aly has not established yet during the substitution process happened in 2008 to 2016. 3) The third substitution of Semarang Grand Mosque waqf lands employs substitute money used to purchase substitute lands. This is considered appropriate and the price of the substitute lands refers to the market price.
Item Type: | Article |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Penukaran tanah wakaf; Fikih istibdal; Pengelolaan wakaf |
Subjects: | 200 Religion (Class here Comparative religion) > 290 Other religions > 297 Islam and religions originating in it > 297.5 Islamic ethics, practice > 297.54 Zakat (Wakaf, Hibah, Infak, Sedekah, dll.) |
Divisions: | Artikel Jurnal (Journal Articles) |
Depositing User: | Miswan Miswan |
Date Deposited: | 06 Apr 2019 04:49 |
Last Modified: | 06 Apr 2019 04:49 |
URI: | https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/9466 |
Actions (login required)
Downloads
Downloads per month over past year