Terapi behavioristik untuk menyembuhkan orientasi seks menyimpang pada SSA (same sex attraction) di Yayasan Peduli Sahabat Kota Tangerang Selatan : analisis fungsi bimbingan konseling Islam
Azizi, Humam Iqbal (2019) Terapi behavioristik untuk menyembuhkan orientasi seks menyimpang pada SSA (same sex attraction) di Yayasan Peduli Sahabat Kota Tangerang Selatan : analisis fungsi bimbingan konseling Islam. Undergraduate (S1) thesis, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang.
SKRIPSI FULL.pdf - Accepted Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.
Download (1MB) | Preview
Abstract
Yayasan Peduli Sahabat merupakan salah satu pionir yang berusaha memberikan terapi dan pelayanan berupa pendampingan pengendalian orientasi seksual kepada SSA yang merasa tidak nyaman dengan orientasi seksualnya tersebut, tetapi ingin menjalani kehidupan sesuai fitrahnya yang hidup dalam heteroseksual.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses terapi behavioristik, mengetahui faktor pendukung dan faktor penghambat serta analisis fungsi bimbingan konseling Islam dalam proses terapi behavioristik untuk menyembuhkan orientasi seks menyimpang pada SSA (Same Sex Attraction) di Yayasan Peduli Sahabat Kota Tangerang Selatan. Penelitian ini berjenis penelitian kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan model analisis Miles and Huberrman yaitu reduksi data, penyajian data dan verifikasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pertama, proses terapi behavioristik untuk menyembuhkan orientasi seks menyimpang pada SSA (Same Sex Attraction) di Yayasan Peduli Sahabat Kota Tangerang Selatan menggunakan beberapa tahap atau yang disebut dengan PR (Pekerjaan Rumah). Para klien diminta melakukan tugas layanan terapi itu secara bertahap yang diawali dengan dari tahap Pra PR, tahap PR I sampai PR VI dan tahap Pasca PR. Tahap Pra PR merupakan tahap dimana konselor atau pendamping akan mengidentifikasi secara detail seluruh data klien. Tahap PR I adalah tahap klien membuat komitmen untuk melakukan taubat nasuha. Tahap PR II merupakan tahap dimana klien diminta untuk memutus semua kontak dan konten yang mengarah pada pornografi baik pornografi sejenis maupun lawan jenis. PR III yaitu tahap dimana klien diberi motivasi oleh konselor untuk menguatkan rasa malu agar tidak kembali pada hal-hal yang mengarah pada SSA. Tahap PR IV adalah tahap dimana klien diminta untuk selalu menyugesti diri sendiri bahwa SSA merupakan tindakan berdosa. PR V merupakan tahapan konselor menyuruh klien agar memperbanyak kegiatan positif agar tidak merasa sendiri dan memunculkan hasrat SSA. PR VI yaitu tahap dimana klien dibimbing untuk meneguhkan dan meluruskan persepsi dan harapan khususnya tentang pernikahan. Tugas yang sudah dibebankan pada klien harus diselesaikan sesuai dengan waktu yang sudah ditentukan dengan kesepakatan yang dibuat antara klien dan konselor atau pendamping. Tahap terakhir yaitu tahap Pasca PR yaitu tahap yang dikhususkan bagi klien yang sudah menikah, dimana para klien diberi pemahaman tentang bagaimana laki-laki dan perempuan bersikap baik dalam berkeluarga mulai dari cara menghadapinya, sifatnya dan bagaimana cara mempertahankan kehangatan dalam keluarga. Namun perlu diketahui bahwa jika klien sudah menyelesaikan proses terapi dari tahap pra PR hingga PR VI, maka konselor atau pendamping akan memberi saran agar klien menutup semua akun sosial media yang berhubungan dengan Peduli Sahabat karena ditakutkan akan diketahui oleh pasangan dan memicu keretakan keluarga. Tahap Pasca PR hanya diberikan jika klien merasa kurang mantap dalam mengarungi rumah tangga. Kedua, faktor pendukung dan faktor penghambat terapi behavioristik untuk menyembuhkan orientasi seks menyimpang pada SSA (Same Sex Attraction) di Yayasan Peduli Sahabat Kota Tangerang Selatan. Faktor pendukung diantaranya: faktor lingkungan baik lingkungan keluarga, teman atau lingkungan yang mendukung keberhasilan proses layanan pendampingan atau terapi, motivasi diri baik dari motivasi klien untuk sembuh atau dari motivasi konselor untuk bersedia meluangkan waktu. Faktor penghambat antara lain: banyaknya konten internet negatif yang mengarah pada pornografi sejenis maupun lawan jenis, kesabaran masing-masing pihak baik klien maupun konselor atau pendamping dan kurangnya SDM dari lembaga. Ketiga, anasilis fungsi bimbingan konseling Islam terhadap proses terapi behavioristik untuk menyembuhkan orientasi seks menyimpang pada SSA (Same Sex Attraction) di Yayasan Peduli Sahabat Kota Tangerang Selatan yaitu fungsi kuratif dan fungsi preservatif. Fungsi kuratif ditekankan saat konselor atau pendamping memberikan bantuan pada klien agar menyadari semua kesalahan dan dosanya sehingga klien kembali ke jalan yang benar yaitu sesuai ajaran agama Islam. Fungsi preservatif terletak dimana konselor atau pendamping selalu memotivasi klien melalui pemantapan niat untuk berubah ditahap PR I dan penguatan rasa malu di PR III.
Item Type: | Thesis (Undergraduate (S1)) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Terapi behavioristik; Orientasi Seks Menyimpang; Same sex attraction; Bimbingan konseling Islam |
Subjects: | 200 Religion (Class here Comparative religion) > 290 Other religions > 297 Islam and religions originating in it > 297.7 Propagation of Islam > 297.74 Dakwah 300 Social sciences > 360 Social services; association > 363 Other social problems and services |
Divisions: | Fakultas Dakwah dan Komunikasi > 70232 - Bimbingan dan Penyuluhan Islam (BPI) |
Depositing User: | Ricky Dwi Kurnianto |
Date Deposited: | 16 Aug 2019 06:45 |
Last Modified: | 22 May 2021 02:43 |
URI: | https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/9989 |
Actions (login required)
Downloads
Downloads per month over past year