Latar Belakang: Kacang tunggak merupakan salah satu pangan nabati dengan kandungan protein dan kalsium yang tinggi. Kedua zat gizi ini berperan penting dalam menunjang proses tumbuh kembang balita. Namun, pemanfaatan kacang tungggak yang memiliki peran penting bagi tubuh ini masih sangat terbatas. Pada umumnya hanya dijadikan bahan pelengkap masakan saja. Oleh karena itu, pemanfaatan bahan pangan ini perlu dilakukan. Salah satunya dengan mejadikan kacang tunggak sebagai tepung yang dapat digunakan dalam pembuatan brownies kukus untuk dijadikan alternatif menu PMT balita.
Tujuan: Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh penambahan tepung kacang tunggak terhadap sifat organoleptik (warna, tekstur, aroma, rasa, dan keseluruhan), kadar protein, seerta kalsium pada brownies kukus.
Metode penelitian ini menggunakan desain penelitian Rancangan Acak Lengkap (RAL), terdiri dari 5 perlakuan penambahan tepung kacang tunggak (0%, 25%, 50%, 75%, 100%) dengan 1 kali pengulangan uji organoleptik dan 2 kali pengulangan uji laboratorium. Penilaian sifat organoleptik dilakukan oleh panelis tidak terlatih berjumlah 30 orang. Uji satatistik yang digunakan pada sifat organoleptik adalah uji Kruskal Wallis dan Mann Whitney,sedangkan pada analisa gizi digunakan Independent Simple T-test.
Hasil: Terdapat perbedaan nyata pada parameter aroma (p=0,002), rasa (p=0,006), dan keseluruhan (p=0,015), sedangkan parameter yang tidak memiliki perbedaan nyata adalah warna (p=0,244) dan tekstur p=0,790). Sifat organoleptik yang paling disukai panelis adalah formulasi F4 (75%: 25%) dengan nilai rata-rata tertinggi 4,25. Hasil uji statistik nilai gizi antara formula kontrol (F0) dengan formula terpilih (F4) menunjukan adanya perbedaan nyata pada kadar protein (p=0,019), lemak (p=0,005), dan kalsium (p=0,045), sedangkan pada kadar air (p=0,709) dan abu (p=0,108) tidak terdapat perbedaan nyata. Hasil analisis zat gizi formula terpilih (F4) menunjukan kadar air (30,05%), abu (1,45%), protein (13,01%), lemak (23,89%), karbohidrat (31,6%), dan kalsium (74,7%). Kesimpulan: penambahan tepung kacang tunggak dapat memberikan perbedaan nyata pada beberapa sifat organoleptik, kadar protein, dan kalsium pada brownies kukus.

ABSTRACT:
Background: Cowpea is one of the vegetable foods with high protein and calcium content. Both of these nutrients play an important role in supporting the growth and development process of toddlers. However, the utilization of cowpea which has an important role for the body is still very limited. In general, it is only used as a complementary ingredient for cooking. Therefore, the use of these foodstuffs needs to be done. One of them is by making cowpeas as flour that can be used in making steamed brownies to be used as an alternative to the PMT menu for toddlers.
Objective: The purpose of this study was to determine the effect of adding cowpea flour on organoleptic properties (color, texture, aroma, taste, and overall), protein content, and calcium in steamed brownies.
Method: The research method used was Completely Randomized Design (CRD). In this study, there were 5 additional treatments of cowpea flour (0%, 25%, 50%, 75%, 100%) with 1 repetition of organoleptic tests and 2 repetitions of laboratory tests. The assessment of organoleptic properties was carried out by 30 untrained panelists. The statistical test used on organoleptic properties was the Kruskal Wallis and Mann Whitney test, while the Independent Simple T-test was used for nutritional analysis.
Result: There were significant differences in the parameters of aroma (p=0.002), taste (p=0.006), and overall (p=0.015), while the parameters that had no significant difference were color (p=0.244) and texture p=0.790. The organoleptic properties that were most favored by the panelists were the F4 formulation (75%: 25%) with the highest average value of 4.25. The results of statistical tests on nutritional values between the control formula (F0) and the selected formula (F4) showed significant differences in the levels of protein (p=0.019), fat (p=0.005), and calcium (p=0.045), while the water content (p=0.045) p=0.709 and ash (p=0.108) there was no significant difference. The results of the nutrient analysis of the selected formula (F4) showed water content (30.05%), ash (1.45%), protein (13.01%), fat (23.89%), carbohydrates (31.6%) , and calcium (74.7%).