Kesadahan perlu diturunkan karena jika air sadah dikonsumsi dalam jangka waktu yang lama dapat mengganggu kesehatan. Salah satu cara untuk mengatasi masalah ini adalah dengan adsorpsi menggunakan hydrochar kulit singkong yang disintesis menggunakan metode karbonisasi hidrotermal (HTC). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik dan ativitas hydrochar kulit singkong (aktivasi dan non aktivasi) menggunakan metode karbonisasi hidrotermal sebagai pelunak air sadah. Hasil karakterisasi FTIR pada hydro-aktv (hydrochar aktivasi) dan hydro-non (hydrochar non aktivasi) mengandung gugus fungsi O-H stretch, C-H stretch, C≡C stretch dan C=C stretch. Puncak yang terkait dengan gugus karboksil mengalami perubahan intensitas ke arah panjang gelombang yang lebih rendah setelah sampel mengalami aktivasi kimia dengan NaOH. Hal ini menunjukkan bahwa gugus O-H baru dapat terbentuk selama reaksi pengaktifan. Pengamatan morfologi permukaan dengan metode SEM pada hydro-non berbentuk lembaran-lembaran besar, sedangkan permukaan pada hydro-aktv berbentuk lembaran kecil-kecil. Hal ini terbentuk pada saat aktivasi yang menyebabkan lembaran-lembaran hydro-non pecah dan terpotong-potong menjadi lebih kecil sehingga memungkinkan terjadinya interaksi adsorben dengan adsorbat lebih banyak dan menjadikan proses adsorpsi hydro-aktv lebih baik. Kapasitas adsorpsi hydro-aktv terhadap ion Ca2+ dan ion Mg2+ yaitu 85,240 mg/g dan 87,210 mg/g. Sedangkan kapasitas adsorpsi hydro-non terhadap ion Ca2+ dan ion Mg2+ yaitu 84,736 mg/g dan 85,713 mg/g. Kinetika adsorpsi hydro-aktv pada ion Mg2+ berlangsung pada orde 3 (0,000003 menit-1) sedangkan saat mengadsorp ion Ca2+ berlangsung pada orde 0 (0,0324 menit-1).