Formulasi cookies bebas gluten bebas kasein (FGFC) menggunakan tepung kacang merah (Phaseolus vulgaris) dan ubi jalar ungu (Ipomoea batatas) sebagai alternatif makanan tambahan pada anak autis
Anggraini, Devy (2022) Formulasi cookies bebas gluten bebas kasein (FGFC) menggunakan tepung kacang merah (Phaseolus vulgaris) dan ubi jalar ungu (Ipomoea batatas) sebagai alternatif makanan tambahan pada anak autis. Undergraduate (S1) thesis, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang.
Skripsi_1607026005_Devy_Anggraini.pdf - Accepted Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.
Download (1MB)
Abstract
Autis Spectrum Disorder (ASD) atau autis di klasifikasikan menjadi 2 jenis perilaku yaitu perilaku excessive meliputi perilaku hiperaktif seperti mengamuk, mencakar, memukul serta menyakiti diri sendiri. Perilaku deficit ini meliputi perilaku yang menimbulkan gangguan atau kurangnya perilaku sosial, seperti tertawa, atau menangis tanpa sebab. Anak autis memiliki masalah dengan sistem pencernaan seperti kebocoran pada usus atau tidak adanya senyawa yang menutupi lapisan sistem usus. Gluten dan kasein dapat menyebabkan perkembangan mikroorganisme perusak, seperti perkembangan organisme candida yang mempengaruhi gas beracun atau zat berbahaya. Oleh karena itu peneliti memanfaatkan tepung kacang merah dan tepung ubi jalar ungu menjadi cookies bebas gluten dan bebas kasein atau Free Gluten Free Casein untuk anak autis.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan formula terbaik cookies bebas gluten dan bebas kasein untuk anak autis dilihat dari hasil sifat fisik oganoleptik (warna, aroma, rasa, tekstu dan keseluruhan),kadar air, kadar gluten, kadar kasein pada cookies.
Penelitian ini menggunakan desain Rancangan Acak Lengkap (RAL), terdiri dari 5 perlakuan yaitu F0(kontrol), F1(65:35%), F2(40:60%), F3(25:75%) dan F4 (50:50%) dengan 1 kali pengulangan uji organoleptik dan 2 kali pengulangan uji laboratorium. Penelitian uji sifat organoleptik dilakukan oleh panelis tidak terlatih dengan jumlah panelis sebanyak 30 orang panelis. Uji statistik yang digunakan pada sifat organoleptik yaitu uji Kruskal Walis dan Mann Whitney, sedangkan pada analisis zat gizi digunakan Independent Sampel T-Test.
Hasil penelitian menunjukan terdapat perbedaan nyata pada parameter rasa (p=0,025), tekstur (p= 0,025) dan keseluruhan (p=0,000), sedangkan parameter yang tidak memiliki perbedaan nyata adalah wana (p=0,313), warna (p=0,824). Sifat organoleptik paling disukai yaitu formula kontrol dengan nilai rata-rata 4,20 dan fomula F4 (50:50) dengan nilai rata-rata 3,87. Hasil uji statistik nilai gizi antara formula kontrol (F0) dengan formula tepilih (F4) menunjukan adanya pebedaan nyata pada kadar air (p=0,001), kadar gluten (p=0,018), dan kadar kasein (p=0,018).
Kandungan gizi pada cookies dengan formulasi ubi jalar ungu dan kacang merah memiliki pebedaan nyata pada parameter kasein dan gluten.
ABSTRACT:
Autism Spectrum Disorder (ASD) or autism is classified into 2 types of behavior, namely excessive behavior including hyperactive behavior such as tantrums, scratching, hitting and self-harm. Behavioral deficits include behaviors that impair or lack social behavior, such as laughing or crying for no reason. Children with autism have problems with the digestive system such as leakage in the intestines or the absence of compounds that cover the lining of the intestinal system. Gluten and casein can cause the development of harmful microorganisms, for example the development of candida organisms that affect toxic gases or harmful substances. Therefore, the researchers used red bean flour and purple sweet potato flour to make gluten-free and casin-free cookies or Free Gluten Free Casein for children with autism.
Based on this research, to get the best formula for gluten-free and casein-free cookies for autistic children, it can be seen from the results of oganoleptic physical properties (color, aroma, taste, texture and overall), moisture content, gluten content, and casein content in cookies.
This study used a completely randomized design (CRD), consisting of 5 treatments, namely F0 (control), F1(65:35%), F2(40:60%), F3(25:75%) and F4( 50:50%) with 1 repetition of the oganoleptic test and 2 repetitions of the laboratory test. The organoleptic test was conducted by untrained panelists with a total of 30 panelists. The statistical test used on organoleptic properties was the Kruskal Walis and Mann Whitney test, while the independent sample t-test was used for nutrient analysis.
The results showed that there were significant differences in the parameters of taste (p=0.025), texture (p= 0.025) and overall (p=0.000), while the parameters that had no significant difference were color (p=0.313), color (p=0.824). . The most preferred organoleptic properties were the control formula with an average value of 4.20 and the F4 formula (50:50) with an average value of 3.87. The results of statistical tests on nutritional values between the control formula (F0) and the selected formula (F4) showed significant differences in water content (p=0.001), gluten content (p=0.018), and casein content (p=0.018).
The nutritional content of cookies with purple sweet potato flour and red bean flour formulations had significant differences in the casein and gluten parameters content.
Item Type: | Thesis (Undergraduate (S1)) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Makanan tambahan; Anak autis; Cookies; Gluten; Kasein; Tepung; Kacang merah; Ubi jalar ungu; Phaseolus vulgaris; Ipomoea batatas |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 610 Medical sciences Medicine > 612 Human physiology 600 Technology (Applied sciences) > 610 Medical sciences Medicine > 613 Promotion of health 600 Technology (Applied sciences) > 660 Chemical engineering > 664 Food technology |
Divisions: | Fakultas Psikologi dan Kesehatan > 13211 - Gizi |
Depositing User: | Tiara Muna |
Date Deposited: | 14 Oct 2022 09:12 |
Last Modified: | 14 Oct 2022 09:12 |
URI: | https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/17282 |
Actions (login required)
Downloads
Downloads per month over past year