Studi Pemikiran Fazlur Rahman tentang Hadis-Hadis Prediktif dan Teknis
Idris, Abdulfatah (2012) Studi Pemikiran Fazlur Rahman tentang Hadis-Hadis Prediktif dan Teknis. Dr/PhD thesis, IAIN Walisongo.
Abdulfatah-Idris_Disertasi_Abstrak.pdf - Submitted Version
Download (76kB) | Preview
Abdulfatah-Idris_Disertasi_Cover_dll.pdf - Submitted Version
Download (254kB) | Preview
Abdulfatah-Idris_Disertasi_Bab1.pdf - Submitted Version
Download (251kB) | Preview
Abdulfatah-Idris_Disertasi_Bab6.pdf - Submitted Version
Download (32kB) | Preview
Abstract
Ada pandangan yang berkembang dalam masyarakat, bahwa sebagian hadis dalam kitab-kitab hadis sudah tidak sesuai lagi dengan ilmu pengetahuan pada saat ini. Hal ini mendorong pada intelek Muslim (ulama) untuk melakukan kritik hadis Nabi. Seperti halnya Fazlur Rahman melakuakan kritik tertuju pada matan hadis prediktif dan teknis yang diasumsikan sebagai matan hadis yang bukan bersumber dari Nabi. Demikian pula tentang sanad hadis yang belum bisa dijadikan sebuah argumentasi yang bersifat positif dan final dalam kehadisan.
Maka timbul permasalahan: Mengapa Fazlur Rahman mementingkan aspek matan hadis daripada aspek sanad hadis? Mengapa Fazlur Rahman tidak menerima hadis prediksi dan teknis, sebagai matan hadis sahih? Sejauh mana orsinalitas pemikiran Fazlur Rahman, serta apa kelebihan dan kekurangannya?
Penelitian ini, bertujuan untuk mengungkap orisinalitas pemikiran Rahman tentang kriteria matan hadis prediksi dan teknis, dan apa alasan-alasannya bahwa hadis-hadis prediksi dan teknis dikatakan tidak sahih.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan historis dan filosofis. Yakni ingin menemukan pemahaman Rahman terhadap sumber-sumber Islam melalui kajian teks sejarah berupa hadis Nabi. Kemudian dianalisis dengan menggunakan metode kritik, sosio historis, konten analisis dan hermeneutika.
Beberapa temuan yang dapat penulis abstraksikan: bahwa konsepsi hadis dan sunnah adalah dua kata yang berbeda namun identik maknanya. Rumusan kriteria kesahihan hadis Fazlur Rahman berbeda dengan rumusan Muhādśîn tetapi rumusannya bersifat penyempurna dari kriteria hadis sebelumnya. Bagi Rahman aspek sanad tidak terlalu penting, karena sistem isnad belum bisa dijadikan sebuah argumentasi yang bersifat positif dan final. Sebaliknya Muhādiśîn lebih menyorot pentingnya sanad hadis, karena sanad hadis sangat efektif untuk menentukan validitas hadis. Karena itu apabila dikesampingkan aspek sanad akan menafikan klasifikasi hadis sahîh, hasan,dan da’îf. Demikian pula apabila hanya aspek matan saja yang dipentingkan maka akan banyak diketemukan hadis-hadis yang lemah (da’îf) tidak terdeteksi validitasnya. Secara aplikatif pemikiran Rahman tentang kritik sanad hadis belum diketemukan. Sebab pandangan Rahman itu hanya bersifat teoritis keilmuan. Berbeda dengan para Muhādiśîn secara jelas dituangkan dalam ‘ulūm al-hadiś, baik secara teoritis maupun aplikatif. Rahman menolak hadis prediksi dan teknis, karena hadis-hadis tersebut sebagian besar tidak bersumber dari Nabi tetapi merupakan hasil formulasi para ulama generasi Muslim awal. Ia beralasan adanya peperangan politik (al-fitan) yang tak kunjung padam menyebabkan mereka membuat prediksi-prediksi yang bertujuan politik, dogmatis dan theologis. Demikian pula hadis teknis dipandangnya hadis yang tidak historis, tetapi tetap harus dipandang bersifat normative di dalam formulasi-formulasinya yang actual. Metode hermeneutic dan sosio histories merupakan ciri khas pemikiran Rahman dalam pengembangan metode pemahaman sumber-sumber Islam. Inilah kelebihan bagi Rahman yang tidak pernah dikembangkan sebelumnya oleh ulama muhādiśîn. Namun setiap orang juga tidak lepas dari segala kekurangan. Karena itu ekses dari ketidak sabaran Rahman untuk mengaplikasikan pemikiran metode tersebut, menimbulkan pemahaman kontroversial masyarakat Muslim dalam bidang keagamaan.
Abstract
There is a view among Muslim society that some hadîths in hadîth books are not relevant to sciences nowday. This encourages muslim intellectual (ulama) to critize prophet’s hadiths. Fazlur Rahman, for example, critisizes texts of predictive hadîths and texts about tecnichal its which were assummed not based on the prophet saying. Therefore a Sanad or Isnad hadith has not been regarded is positive and final argument.
The problems is : Why did Fazlur Rahman emphasize more on matan rather than on sanad ? Why did Fazlur Rahman not accept the matan of predictive and practical hadîth as valid hadîth ? To what extent did the originality of Fazlur Rahman’s view points have strength and weakness.
This research aims to reveal of the originality of Rahman’s thought about the criteria of text predictive hadîth and technical hadîth. This also concerns about what reason predictive and technical hadîths are not valid (sahîh). The research is based on the qualitative approach using the historical and philosophical one. The writer tries to find out Rahman’s thought through historical text i.e. the prophet hadîths. This analisis using sosio historical method, content analysis and hermeneutics.
A number of findings can be formulated as follow: hadîth and sunnah concepts are two words which do not have identical meaning. The criteria of validity of hadîth according Rahman’s is different from Muhādthîn, but its validity perfects previous hadîth criteria. For Rahman, sanad is not important because isnad system has not been regarded positive and final argumentation. Muhādthîn, however, draws the sanad hadîth importance because it is effective to determine hadîth validity. If Rahman puts aside sanad aspect, he will abolish hadîth sahih, hasan and da’if classification. If someone emphasizes matan aspect only, he will find “weak” hadîth i.e undetected validity. Rahman’s thought about sanad critics has not been applicable, because it is only theoretical. Different from Muhādthîn, it is clearly stated in ulumul hadîth either both theoretial and applicative. Rahman rejects the predictive and technical hadîth, because most of them are not based on prophet saying. They are, however, based on early Muslim formulation. He has a reason why “the war” (al-fitan) did not end. That was why they made the political, dogmatic and theological prediction. The technical hadîth was also seen as a-historical one, but it was still normative in its actual formulations. Hermeneutic and socio historic method are unique Rahman’s character in developing methodology comprehending Islamic resources. This is the Rahman’s excellent thought which is never been developed previously by Muhādthîn. However, everyone lacks of somsthing no one is perfect. Rahman’s effect of impatience to apply that method, therefore, it makes controversial comprohension in Muslim society.
Item Type: | Thesis (Dr/PhD) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Hadis Prediktif, Studi Matan Hadis, Hadith, Sunnah, Matn Hadith, Study of Text of Hadith |
Subjects: | 200 Religion (Class here Comparative religion) > 290 Other religions > 297 Islam and religions originating in it > 297.1 Sources of Islam > 297.12 Al-Quran and Hadith > 297.125 Hadits > 297.1251 Study of Text of Hadith |
Divisions: | Program Pascasarjana > Program Doktor (S3) |
Depositing User: | Miswan Miswan |
Date Deposited: | 04 Sep 2013 05:15 |
Last Modified: | 04 Sep 2013 05:16 |
URI: | https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/18 |
Actions (login required)
Downloads
Downloads per month over past year